KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah seni atau proses mempengaruhi orang
sehingga mereka akan bekerja menuju tujuan bersama kelompok dengan penuh kemauan
dan antusiasme pribadi. Butuh kemampuan seorang pemimpin untuk bisa mempengaruhi
orang lain agar bertindak mengejar prestasi dan tujuan tertentu bersama.
Definisi Kepemimpinan
Terdistribusi:
Kepemimpinan
terdistribusi adalah kepemimpinan yang didasarkan pada pengambilan keputusan
kolaboratif (bersama), pemecahan masalah, negosiasi dan refleksi yang semua
diambil dalam kelompok. Konsep ini menunjuk ke satu rangkaian fungsi atau
kualitas yang dibagi secara luas kepada para anggota masyarakat sekolah
meliputi guru dan profesional lainnya dan anggota masyarakat sekolah baik
internal maupun eksternal. Oleh karena itu Kepemimpinan terdistribusi adalah
gaya kepemimpinan yang paling meningkatkan kemampuan sekolah agar dapat
menghasilkan peningkatan mutu sekolah yang berkelanjutan.
Kepemimpinan dan Prinsip Pancasila:
Dengan mengacu kepada dasar negara Pancasila, kepemimpinan
mempunyai tiga asas utama, yaitu
1.
Ing Ngarsa Sung Tuladha: kepemimpinan harus mampu
menjadikan diri seorang pemimpin sebagai pola panutan (teladan) bagi
orang-orang yang dipimpinnya
2.
Ing Madya Mangun Karsa: kepemimpinan harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa (motivasi) dan berkreasi pada orang-orang
yang dipimpinnya
3.
Tut Wuri Handayani: kepemimpinan harus mampu
mendorong orang-orang yang dipimpinnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab. Asas ketiga ini dijadikan semboyan (motto) dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.)
Sekilas mengenai Kepemimpinan di Sekolah
Kepemimpinan
Sekolah merupakan komponen penting agar suatu sekolah bisa berfungsi dengan
baik. Tanpa Kepemimpinan Sekolah yang kuat mustahil sekolah bisa mencapai
pertumbuhan yang sehat. Kepemimpinan Sekolah yang sukses berarti promosi yang berkelanjutan
dari bisnis inti yang dijalankan oleh sekolah manapun, yaitu pembelajaran para siswanya.
Hal ini membutuhkan kemampuan untuk mengembangkan, mengkomunikasikan dan membentuk
visi yang tepat bagi sekolah tersebut. Visi tersebut juga perlu sesuai dengan
kepentingan para pemangku kepentingan sekitar. Kepemimpinan yang kuat
mempromosikan keunggulan dan kesetaraan dalam pendidikan. Ini melibatkan upaya memproyeksikan,
mempromosikan dan memegang teguh visi sekolah. Hal ini juga melibatkan upaya
mendapatkan dan mengalokasikan sumber daya yang ada, mengkomunikasikan kemajuan
yang dicapai dan mendukung orang-orang, program, layanan dan kegiatan
dilaksanakan untuk mencapai visi sekolah.
Peran
Kepemimpinan di sekolah sebenarnya berada di tangan berbagai pihak tidak hanya Kepala
Sekolah saja. Guru, orang tua dan tokoh masyarakat sekitar juga memegang peran
tersebut. Para pemimpin diharapkan menunjukkan pengetahuan, rasa hormat dan
tanggap mereka terhadap budaya, kontribusi dan pengalaman yang merupakan bagian
dari sekolah dan masyarakat. Pemimpin sekolah harus terus mengharapkan dan
meminta para staf bertanggung jawab untuk menantang semua siswa agar
berprestasi lebih tinggi lewat kurikulum yang sesuai dengan budaya setempat dan
menunjukkan harapan yang tinggi kepada setiap siswa.
Kepemimpinan
Sekolah perlu menunjukkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan dan kemauan
untuk mencoba-coba cara baru. Seorang pemimpin yang efektif membuat keputusan
berdasarkan pada pencapaian hasil yang paling positif bagi siswa melalui
analisis data dari berbagai sumber dan menggunakannya untuk membuat keputusan
yang berdasarkan informasi. Seorang pemimpin sekolah yang efektif mengakui
perbedaan individu di antara para staf dan siswa dan memberikan mereka kesempatan
untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan masing-masing. Seorang pemimpin yang
efektif mampu menginspirasi, membujuk, dan pengaruh orang lain dengan tindakan
dan sikap dirinya sendiri dan mampu mempertahankan fokus tetap pada kemungkinan
dan peluang bukan pada hambatan. Hal ini dilakukan dengan cara membiasakan
memberikan dukungan ke sekolah dan misinya sebagai bagian dari tujuan yang
ingin dicapai oleh masyarakat, dinas, dan individu terkait lainnya lewat
sekolah tersebut. Sering sekolah dipimpin oleh kepala sekolah baru tapi ini
tidak berarti bahwa sekolah akan bergerak maju dan makin meningkat. Sekolah perlu
dilengkapi keterampilan manajemen yang sempurna, plus pengembangan keterampilan
kepemimpinan yang efektif memungkinkan individu tumbuh untuk secara substansial
meningkatkan pertumbuhan sekolah. Sekolah yang sukses dalam kepemimpinan
melibatkan upaya membangun budaya sekolah yang tepat dan memperhatikan
bagaimana guru, orang tua dan siswa mendefinisikan dan mengalami makna dengan
budaya itu.
Yang
tidak kalah pentingnya adalah mempertimbangkan semua aspek sekolah seperti kurikulum,
sumber daya, pengembangan guru dan manajemen yang tepat. Tidak satupun dari
hal-hal tersebut akan bisa efektif kecuali budaya yang tepat sudah dibangun di
sekolah itu dan semua pemangku kepentingan sekolah dapat merasa bahwa mereka
memiliki keberadaan yang bermakna di sekolah. Budaya sekolah yang menjadi kerangka
yang mempertahankan aktivitas sekolah dibentuk dari visi, nilai-nilai dan
keyakinan bersama, yang mengarahkan semua pemangku kepentingan maju ke arah
yang sama. Untuk memiliki Budaya Sekolah yang berkembang, kepemimpinan sekolah yang
unggul diperlukan.
Kata
"unggul" sengaja digunakan disini, mengingat istilah kepemimpinan
yang "biasa" atau bahkan yang "baik" tidak lagi cukup! Kepemimpinan
yang "unggul" menyiratkan kepemimpinan yang kreatif, kepemimpinan
yang siap mendukung, menantang dan tumbuh. Ini adalah kepemimpinan yang akan
membawa sekolah terus ke depan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sering muncul
mitos lama bahwa seorang individu memang dilahirkan sebagai pemimpin, bahwa
kepemimpinan adalah semacam hadiah yang diberikan saat lahir.
Namun
para pemimpin sebenarnya tidak dilahirkan. Kepemimpinan bisa dipelajari. Tentu
saja beberapa orang memiliki kepercayaan diri yang lebih besar dan kecerdasan
tajam daripada yang lain, tetapi kenyataannya adalah bahwa sifat-sifat kepemimpinan
dapat dikembangkan. Seorang kepala sekolah yang biasa sebenarnya dapat menjadi
pemimpin yang luar biasa ketika ditawarkan ketrampilan dan praktek kepemimpinan.
Pemimpin sekolah dengan keterampilan kepemimpinan yang buruk akan menghasilkan
hasil yang buruk. Pemimpin sekolah dengan keterampilan kepemimpinan yang unggul
akan lebih produktif dan menciptakan tingkat komitmen yang tinggi di sekolah.
Keterampilan
Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang sifatnya soliter. Tidak mungkin seseorang
dapat mengembangkan keterampilan ini sendirian, dan mengharapkan untuk
menghasilkan pemimpin besar. Sebaliknya ada serangkaian keterampilan lain yang
perlu dikembangkan secara bersamaan dan melibatkan aspek-aspek lain seperti
karakter pribadi, kemampuan pribadi, kemampuan untuk fokus pada hasil,
keterampilan interpersonal dan kemampuan untuk memimpin perubahan dalam organisasi.
Dengan kata lain kepemimpinan adalah paket total.
Kepemimpinan
sekolah yang efektif lebih dari sekedar membantu siswa untuk mencapai hasil
akademik yang optimal. Kepemimpinan seperti ini membantu siswa menjadi anggota masyarakat
yang peduli, berkomitmen, berkontribusi dan produktif. Sekolah lalu menjadi
tempat untuk meng-advokasi tentang isu-isu kesetaraan, keberagaman, keadilan,
keterbukaan dan keadilan, bagaimana seseorang membuat keputusan yang
bertanggung jawab, peduli tentang orang lain, menjadi anggota masyarakat yang
kontribusi terhadap masyarakat luas, mengembangkan keterampilan personal dan
interpersonal serta mengembangkan dan mengikuti seperangkat nilai-nilai inti.
Siswa belajar dan mengikuti model nilai-nilai inti seperti misalnya rasa
hormat, kejujuran, keberanian dan tanggung jawab. Nilai-nilai ini akan mampu menciptakan
iklim sekolah yang positif bebas dari pelecehan, kebencian dan kekerasan dan peka
terhadap keprihatinan akan keadilan dan keadilan. Mereka menghormati tradisi
dan kontribusi dari semua anggota dalam komunitas sekolah.
Teori-teori Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah sebuah istilah yang memiliki banyak makna di dalam suatu organisasi,
termasuk dalam dunia pendidikan. Meskipun demikian, ada dua hal mendasar yang
digunakan untuk memberikan definisi yang tepat mengenai kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan sekumpulan fungsi yang membutuhkan interaksi, dan
kepemimpinan membutuhkan pengaruh yang disengaja terhadap perilaku orang lain.
Anda tidak akan mungkin memiliki pemimpin tanpa pengikut, namun pada saat yang
sama, ada banyak cara untuk melihat bagaimana hubungan ini bisa berhasil dan
apa yang bisa membuat hubungan berhasil secara maksimal. Di atas segalanya,
kepemimpinan harus dilihat sebagai sebuah proses, bukan semata-mata sebagai
hasil.
Tidak
ada satu pun gaya kepemimpinan yang “lebih bagus” dibanding yang lain. Sebagian
besar pemimpin menciptakan cara kepemimpinanya sendiri dengan jalan mencari
elemen yang paling cocok untuk mereka diantara berbagai jenis kemungkinan gaya
kepemimpinan yang ada. Mereka mengambil aspek-aspek terbaik dan merangkainya bersama-sama.
Apa yang kita maksud dengan kepemimpinan dan apa yang kita harapkan dan seorang
pemimpin telah mengalami perubahan secara dramatis sepanjang beberapa dekade
belakangan in Kita harus mengakui bahwa untuk menerima suatu teori baru membutuhkan
perubahan cara berpikir, sehingga kita bisa maju ke depan. Kita memilih untuk
meninggalkan beberapa teori seperti “teori manusia hebat” setelah adanya
pemahaman kita yang lebih baik terhadap teori lain yang lebih relevan.
Teori-teori
terbaru seputar kepemimpinan memberi penekanan pada kerja tim, jejaring
belajar, pemberdayaan dan kebersamaan, namun teori tersebut tidak bisa memberikan
satu panduan sederhana yang memberikan jawaban pasti tentang teori mana yang
paling bagus. Oleh karena itu, akan sangat berguna apabila kita dapat melihat berbagai
teori kepemimpinan yang ada sehingga kita dapat menilai teori mana yang paling
cocok bagi masing-masing orang.
TEORI MANUSIA HEBAT: Teori
ini juga dikenal sebagai teori perilaku kepemimpinan karena fokus dan teori ini
adalah adanya sifat atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang yang
membuatnya menjadi pemimpin yang hebat. Ide dasar dan teori ini adalah jika
sifat dasar kepemimpinan dapat diukur dan diketahui maka seseorang
dapat
diletakkan dalam posisi-posisi kepemimpinan. Untuk melakukannya, maka dilakukan
uji kepribadian, fisik, dan mental. Teori ini sangat mendapat tempat pada awal
abad dua puluh dan diperkenalkan oleh Thomas Carlyle pada tahun I 920an, namun
saat ini teori ini dianggap tidak sesuai lagi disebabkan oleh semakin
berkembangnya pengetahuan kita tentang berbagai kemungkinan dalam kepemimpinan.
Dasar
dan teori ini adalah bahwa para pemimpin pada hakekatnya memang terlahir dengan
anugerah kemampuan memimpin. Seseorang terlahir dengan sifat-sifat tertentu,
yang berarti dia akan menjadi pemimpin hebat di masa depan. Teori ini sangat
bergantung pada sifat bawaan seseorang dan faktor keberuntungan sejak lahir,
dan merupakan kombinasi antara kondisi kepribadian, fisik dan mental seseorang.
Teori ini pada hakekatnya adalah tentang sifat bawaan sejak lahir.
Selain
itu, teori ini juga sangat berorientasi pada laki-laki. Dan namanya teorinya
saja, laki-laki hebat atau “great man” dengan sendirinya tidak memberi tempat
bagi perempuan sebagai pihak yag juga mampu menjadi pemimpin. Kepemimpinan ini
akan sangat bergantung pada gaya kepemimpinan yang otoriter.
TEORI PERILAKU: Ada banyak teori
perilaku yang berbeda-beda, namun secara garis besar, semua teori perilaku
teori ini meyakini bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung pada sekumpu Ian
perilaku tertentu. Apabila seseorang diajarkan tentang perilaku tersebut, maka
dia akan menjadi pemimpin yang hebat. Teori ini lebih dan sekedar “teori
manusia hebat”, namun menekankan pada apa yang sesungguhnya dilakukan oleh
seorang pemimpin dalam melakukan pekerjaannya dan hubungan antara perilaku
terhadap efektifitas kepemimpinan. Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan
dapat dipelajari.
TEORI SITUASi: Teori kepemimpinan
perilaku nampaknya melupakan satu elemen penting. Diyakini bahwa tak satu pun
sifat, perilaku dan gaya kepemimpinan tertentu yang dapat secara otomatis
menghasilkan suatu kepemimpinan yang efektif tanpa diletakkan dalam konteks
tertentu yang dihadapi oleh seorang pemimpin. Oleh karena itulah, muncul suatu
teori baru yang menyatakan bahwa situasi tertentu akan memiliki dampak terhadap
kepemimpinan. intinya, bukan hanya gaya kepemimpinan seseorang saja yang akan
memberikan dampak terhadap efektifitas pemimpin tersebut, namun lebih kepada
kemampuan untuk melakukan penyesuaian gaya kepemimpinan mereka ketika
dihadapkan pada kebutuhan khusus dan pengikutnya di waktu tertentu. Oleh karena
itu, segalanya juga akan dipengaruhi oleh sampai seberapa besar sebuah situasi
akan memberikan seorang pemimpin kekuatan, kontrol dan pengaruh.
TEORI TRANSFORMASI: Teori
ini dibangun di atas keyakinan bahwa seorang pemimpin transfomasional
memberikan motivasi pada pengikutnya untu k bekerja mencapai tujuan yang pada
akhirnya akan memiliki dampak positif terhadap organisasi, bukan pada
kepentingan pribadi. Seorang pemimpin transfomasional dapat dilihat sebagai
pemimpin yang memberi inspirasi, yang mampu rnenurnbuhkan motivasi pengikutnya.
Kepemimpinan
transfomasional dipandang sangat efektif terutarna pada saat organisasi perlu
rnenghadapi suatu perubahan signifikan karena kepemimpinan transfomasional ini memiliki
kernampuan untuk untuk memberikan motivasi dan inspirasi terhadap orang dan
cenderung memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
TEORI STRATEGIS: Teori
ini terpusat pada sifat-sifat seseorang yang memiliki tanggung jawab
rnenyeluruh terhadap organisasi dan terhadap keadaan praktis dan apa yang
mereka lakukan dan bagaimana mereka rnelakukannya. Teori ini adalah tentang
sebuah proses. Ada tiga dimensi yang menjadi bahan pertimbangan: waktu, cakupan
permasalahan, dan cakupan tindakan. Kepemimpinan strategis dapat diterjernahkan
dalam hal apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin strategis.
Pemimpin
strategis selalu mengikuti perkembangan jarnan, serta mengetahui tren dan
permasalahan yang ada di lingkungan sekolah dan di masyarakat luas serta mengantisipasi
dampak yang ditimbulkan terhadap sekolah pada khususnya, serta pendidikan pada
urnurnnya. Pemimpin strategis berbagi pengetahuan dalam komunitas sekolah dan
mendorong yang lain untuk melakukan hal yang sama.
Pemimpin
strategis membangun suatu struktur dan proses yang memungkinkan sekolah
menentukan prioritas dan rnenyusun strategi, dengan mempertimbangkan segala kemungkinan
serta masa depan yang diharapkan seorang pemimpin strategis memastikan bahwa komunitas
sekolah terfokus pada hal-hal yang secara strategis memang penting.
TEORI PUSAT-JANTUNG: Teori
ini mengidentifikasi apa yang dianggap penting oleh seorang pemimpin dalam hal
kernampuan mereka untuk mempertanyakan proses, menginspirasi visi bersama,
membantu orang lain untuk mencapai potensinya serta mendorong hati. Gaya kepemimpinan
ini dipandang sebagai sesuatu yang memberikan inspirasi dikarenakan tidak memerlukan
penggunaan wewenang, narnun lebih kepada mengalirkan energi pada orang lain
untuk mencapai tujuan yang sama. Hal ini rnenghasilkan rnunculnya visi yang
sangat kuat, yang rnerubah cara seseorang dalam memandang dunia disekelilingnya.
TEORI SPIRITUAL: Teori
ini muncul dan teori pusat-jantung. Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan
pada hakekatnya adalah tentang kedalaman pribadi seorang pemimpin. Teori ini
adalah tentang bagaimana seorang pemimpin memahami sifat kemanusiaan yang ada
pada dirinya. Pemimpin harus memiliki pandangan tentang dunia secara menyeluruh
dan penuh kedalaman perenungan. Seorang pemimpin dituntut memiliki “jiwa”
kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk membaca pesan-pesan yang tersirat dan
mencari tahu maknanya. Dalam hal i, setiap pertanyaan sama pentingnya dengan
jawaban.
TEORI ORGANISASI YANG TERUS BELAJAR:
Penekanan dan teori ini adalah beralih dan pendekatan perilaku menuju
pendekatan yang lebih fasilitatif, dimana seorang pemimpin membangun sebuah tim
dan menciptakan suatu jaringan dengan dipandu oleh visi organisasi. Teori
kepemimpinan ini bergerak menjauhi mitos tentang kepahlawanan serta orang-orang
yang terlahir sebagai pemimpin menuju paham dimana kepemimpinan dilihat sebagai
proses membangun tim dan memperkuat komunitas. Pemimpin tidak lagi dipandang
sebagai sosok yang kharismatik, namun lebih sebagai disainer, guru dan pelayan.
Konsep organisasi belajar menyatakan bahwa dibutuhkan adanya individu yang
mampu menjalankan tugas baik di garis depan maupun di belakang (layar), tergantung
pada situasi dan waktu. Hal ini bisa dilihat sebagai kondisi kepemimpinan yang
tidak mengenal batas. Kepemimpinan dalam organisasi belajar ini bersifat
kolaboratif (kerjasama) dan tidak bergantung pada posisi yang telah ditentukan.
Segalanya tidak bisa hanya dipaksakan dan atas. Agar organisasi belajar ini
menjadi kenyataan, maka diperlukan komitmen dan semua pihak. Hal ini didasari
keinginan seluruh pihak di dalam sekolah untuk merubah budaya yang ada, dimulai
dan bawah ke atas. Sebuah organisasi belajar dibangun di atas sebuah pondasi berupa
visi yang sama. Sebuah organisasi belajar menawarkan kesempatan memperoleh
pengetahuan, saling berbagi pengetahuan sekaligus memanfaatkannya, dimana
proses tersebut akan memperkuat komunitas yang ada dan meningkatkan praktek kepemimpinan.
Ketika kepemimpinan organisasi muncul, maka seorang individu akan mampu
memproses ilmu pengetahuan dan memecahkan masalah secara bersama-sama.
TEORI VISIONER: Pemimpin haruslah
seseorang yang memiliki visi, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan untuk
melihat organisasi yang dipimpinnya dan menentukan arah mana yang ingin dituju.
Namun demikian, tugas ini bukanlah tugas yang dikerjakan oleh satu orang saja.
Semua pihak yang berkepentingan di dalam komunitas sekolah harus dilibatkan
dalam proses merumuskan visi tersebut dan pada akhirnya semua pihak hams
bekerja bersamasama untuk mencapai visi tersebut. Kepemimpinan yang berdasar
pada visi dilakukan dengan menanyakan tiga pertanyaan sederhana: Di mana kita
sekarang berada? Kemana tujuan kita? Bagaimana cara kita untuk mencapai tujuan
tersebut?
TEORI ETIKA: Kepemimpinan yang
etis adalah kepemimpinan yang mengikuti serangkaian petunjuk yang dianggap
adil, setara, dan mewakili kepentingan sernua pihak. Seorang pemimpin yang etis
memiliki tanggung jawab sosial terhadap komunitas sekolah dan kepada masyarakat
yang lebih luas, dan pada saat yang sama memastikan bahwa hak masing-masing
individu dijunjung tinggi. Kepentingan manusia, baik sebagai suatu kesatuan dan
sebagai individu senantiasa dihormati. Kepemimpinan berdasar teori ml adalah
kepemimpinan yang dijalankan dengan mengacu pada tata cara perilaku yang bisa
diterima. Masalah etika akan selalu muncul terkait dengan perilaku yang
memiliki dampak terhadap orang lain. Sebelum mampu melakukan hal-hal yang
benar, maka pemimpin perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan “hal-hal yang
benar” tersebut. Seorang pemimpin yang etis akan menyaring apa yang dianggap
benar dan berlaku bagi semua orang dan memastikan bahwa hal inilah yang
mendasari tindakannya sepanjang waktu. Seorang pemimpin harus mampu menunjukkan
contoh kepemimpinan yang didasarkan pada etika, menunjukkan bahwa dia membuat
keputusan berdasarkan aturan etika yang ketat.
TEORI MORAL: Teori ini melihat
suatu kepemimpinan sebagai wujud dan kebutuhan, aspirasi, dan nilai bersama,
sehingga hubungan yang ada tidak terletak pada hubungan kekuasaan. Keputusan
tidak diambil berdasarkan birokratis atau kepemimpinan individu, namun
didasarkan pada prinsip moral yang berpusat pada ide, nilai dan komitmen.
Kepemimpinan jenis ini memiliki tujuan utama pada kemaslahatan masyarakat
secara umum. Fokusnya bukan pada sosok pemimpin sebagai individu namun lebih
sebagai bentuk pelayanan terhadap kepentingan yang lebih besar sementara pada
saat yang sama tetap menjaga hak dan masing-masing individu.
TEORI PEMIMPIN SEKALIGUS PELAYAN: Teori
ini berpusat pada suatu keyakinan bahwa pemimpin harus memenuhi keinginan orang
lain sebelum mereka mampu memimpin. Seorang “pemimpin-pelayan” melakukan
tugasnya dengan cara memfokuskan pada kebutuhan orang lain dan mendorong
pengembangan individu dan semua orang yang bekerja dengannya, memelihara adanya
rasa saling memiliki sebagai sebuah komunitas. Pemimpin-pelayan menjunjung tinggi
persamaan antara sesama manusia dan oleh karenanya mereka berusaha meningkatkan
keseluruhan pengembangan serta pengembangan profesi dan masing-masing individu
di dalam organisasi. Pemimpin-pelayan mendorong adanya kerjasama dan membangun
iklim saling percaya. Mereka menyadari bahwa din mereka juga merupakan anggota
komunitas sekolah dan mereka berada di sana untuk memenuhi kebutuhan orang lain
dalam mencapai tujuan sekolah. Seorang pemimpin-pelayan memiliki tujuan untuk
memastikan bahwa setiap individu mampu tumbuh sebagai manusia, memastikan bahwa
setiap individu bisa tumbuh sesuai dengan potensi yang dimiilikinya. Menjadi
seorang pemimpin-pelayan artinya menyadari kualitas sernua pihak dalam komunitas
sekolah dan rnenghargai kualitas tersebut. Kepemimpinan gaya pelayan menanyakan
pertanyaan, “Apa yang dapat saya lakukan untuk melayani orang lain lewat
kepemimpinan saya?” Sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin-pelayan
antara lain visi, kejujuran, sifat melayani, integritas, kepercayaan dan pemberdayaan.
Kepemimpinan tipe ini menuntut seorang pemimpin untuk melayani demi kepentingan
semua orang.
KEPEMIMPINAN DISTRIBUTIF: Pada
awal abad 21, muncul bentuk kepemimpinan baru yang memiliki implikasi bahwa
kepemimpinan bisa dibagi dan bukan merupakan hak satu orang saja. Para pengikut
dengan demikian diperlakukan sebagai tujuan, bukan sebagai sarana untuk
menghasilkan sesuatu. Tipe kepemimpinan ini bersandar pada prinsip kemitraan
dengan orang lain. Kepemimpinan bukanlah pertunjukan tunggal satu orang saja.
Kepemimpinan
distributif merupakan suatu teori proses, bukan teori manusia. Sebagai sebuah
proses, kepemimpinan ini membutuhkan persamaan visi dan pembagian tanggung
jawab. Kepemimpinan membutuhkan perubahan berpikir menuju pembentukan komunitas
yang didasarkan pada hubungan. Ada suatu pergeseran dan mengandalkan kekuatan
sistem kepada perasaan memiliki kekuatan, dan juga upaya memberdayakan orang
lain. Kepemimpinan tidak spesifik bergantung pada suatu peran tertentu.
Membangun sebuah tim dan melakukan pemecahan masalah secara bersama-sama
merupakan cara yang efektif dan efisien untuk menumbuhkan suatu komunitas. Oleh
karenanya, kepemimpinan dapat tumbuh dengan baik apabila ada keterlibatan
kolektif dan pengakuan serta penghargaan terhadap perbedaan.
Kepemimpinan Sekolah yang Efektif
Kepemimpinan
yang efektif menjadi titik tertinggi dari kemampuan seseorang untuk menjalankan
tugas-tugas kepemimpinan dia. Mencapai tingkat kepemimpinan yang efektif
seperti ini tidaklah mudah. Pemimpin perlu menguasai beberapa faktor dan
ketrampilan yang mendukung ke arah peningkatan efektivitas kinerja dia sebagai
pemimpin. Pemimpin sekolah yang efektif dapat diukur dari peningkatan
keseluruhan kualitas pendidikan dan kinerja manajemen di sekolah tesebut, yang
nampak dalam berbagai wajah organisasi sekolah. Tambahan pula, peningkatan
relasi yang lebih kuat antara anggota dari organisasi sekolah yang juga ikut
membentuk pengembangan organisasi ini. Dalam rangka semua ini maka seorang
pemimpin perlu berpikir tentang siapa saja yang membentuk komunitas sekolah ini.
Penting bagi kita untuk mengembangkan kekuatan kreativitas mereka sampai ke
tingkat tiada batas, kalau perlu. Juga penting untuk bersikap konsisten
terhadap visi dan misi sekolah. Tingkat efektivitas kepemimpinan dapat dilihat
dari beberapa indikator kunci:
1.
Kekuatan si pemimpin dalam hal berkomunikasi.
2.
Kemampuan si pemimpin menerapkan kepemimpinan
di seluruh organisasi dan komunitas sekolah.
3.
Kemampuan si pemimpin untuk menjadi model
teladan perilaku.
4.
Kemampuan si pemimpin untuk berfokus pada
misi dan visi sekolah
5.
Kemampuan si pemimpin untuk berfokus pada
kekuatan orang lain, dan tetap menjadi inklusif atau terbuka.
6.
Kemampuan si pemimpin untuk menunjukkan
keberanian dalam pengambilan keputusan
7.
Kemampuan si pemimpin dalam setia dan
mendorong orang lain untuk setiap di bawah kepemimpinan dia.
8.
Kemampuan si pemimpin untuk bertindak
secara profesionalsebagai seorang pendidik dan untuk berbagi pengetahuan.
9.
Kemampuan si pemimpin untuk mendorong orang
lain agar tumbuh dan juga mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan
10.
Kemampuan si pemimpin untuk melanjutkan
pertumbuhan dirinya sendiri sebagai seorang profesional juga.
Ketrampilan Penting
yang Harus Dimiliki seorang Kepala Sekolah di Indonesia
Keberhasilan
suatu sekolah terkait erat dengan kepemimpinan di sekolah itu. Kepala Sekolah
adalah pemimpin satuan pendidikan dan mereka seharusnya memiliki sejumlah
kompetensi dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, sebagaimana tertuang
dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007. Kompetensi tersebut meliputi
Kepribadian, Manajemen, Kewirausahaan, Supervisi dan kompetensi sosial. Selain
itu Kepala Sekolah harus memiliki "jiwa" yang melibatkan keterampilan
mempengaruhi dan mengembangkan orang lain, dan memberdayakan sumber daya yang
dimiliki unit sekolah itu. Ketrampilan mempengaruhi orang lain berkaitan dengan
bagaimana seorang Kepsek bisa mempengaruhi orang lain untuk bertindak. Ini
tidak mudah karena Kepala Sekolah harus lebih dulu membangun kepercayaan.
Keyakinan ini dapat dicapai jika Kepala Sekolah tersebut bekerja dengan dasar
nilai-nilai pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menampilkan sifat dan
kebajikan moral serta integritas diri, tanggung jawab, dan komitmen yang dia
bisa tunjukkan dan ditiru orang lain, dalam melaksanakan tugas mereka secara
konsisten dan tegas. Hal-hal tersebut harus jelas terlihat dalam diri seorang
Kepala Sekolah, sehingga semua orang di sekolah tersebut bersedia memberikan
hormat dan memastikan bahwa tugas tersebut akan dilakukan tanpa tekanan,
sehingga tujuan bersama dapat dicapai secara efektif dan dan efisien.
Keterampilan memobilisir adalah kemampuan untuk mengumpulkan dan mengerahkan sumber
daya manusia agar mau bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang sudah dirancang
untuk memungkinkan semua fungsi sekolah itu berjalan dengan baik. Kepala
Sekolah harus memberikan motivasi yang kuat untuk menciptakan lingkungan kerja
yang tenang dan budaya kerja yang tepat. Kepala Sekolah harus mengakui anak
buahnya yang berprestasi tinggi dan mengambil tindakan yang konsisten terhadap
mereka yang gagal bekerja dengan efektif, dan membuat deskripsi pekerjaan yang
efektif serta jelas dengan ukuran pencapaian yang dapat diukur. Pengembangan
ketrampilan ini amat penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan
kepada pengguna dari semua layanan pendidikan melalui pengembangan alat belajar,
dan peningkatan kompetensi guru untuk mencapai tujuan tertentu. Ketrampilan Memberdayakan
Orang Lain melibatkan bagaimana seorang Kepala Sekolah mengelola semua sumber
daya yang dia miliki di sekolah. Ini termasuk sumber daya manusia pendidik dan
pendidikan, keuangan dan infrastruktur. Kepala Sekolah harus mampu memanfaatkan
potensi sekolah secara efektif dan efisien tanpa mengorbankan kualitas layanan
kepada para pelajar.
Sifat-sifat Kepemimpinan Terdistribusi:
·
Bentuknya kepemimpinan kolektif,
bukan individual.
·
Memiliki visi yang
diartikulasikan dengan jelas, dan diakui serta diterima oleh semua pemangku
kepentingan.
·
Lebih menunjukkan kemampuan
individu yang memiliki sifat kepemimpinan dan bukan karena suatu peran atau
posisi yang diberikan atau ditugaskan ke dia.
·
Sifatnya inklusif (tidak
eksklusif atau tidak tertutup) dan memperbarui diri.
·
Lebih tentang keahlian
daripada kekuasaan.
·
Melibatkan tim kolaborasi
para pemangku kepentingan, yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan.
·
Memecah tugas-tugas
organisasi menjadi bagian-bagian lebih kecil untuk dibagikan kepada anggota tim
yang paling mampu untuk tugas ini.
·
Mendorong pertanyaan,
inovasi dan perbaikan organisasi.
·
Melibatkan anggota tim
individu yang bersedia mengambil peran kepemimpinan sejauh diperlukan.
·
Selalu didorong oleh keinginan
belajar daripada kepuasan atas hasil.
·
Berbasis bidang yang luas
mencakup berbagai tingkat keterlibatan dalam pengambilan keputusan dengan
menghubungkan struktur kepemimpinan vertikal dan lateral.
·
Mendorong kolaborasi. Kolaborasi
kepemimpinan menuntut masing-masing individu agar mengembangkan keterampilan
seperti menangani solusi masalah, negosiasi dan evaluasi.
·
Lebih didasarkan pada
hubungan relasi yang kuat ketimbang suatu peran yang ditunjuk atau posisi pekerjaan
yang diberikan.
·
Bisa dihubungkan dengan
peningkatan kapasitas yang efektif di berbagai bidang.
·
Berpotensi untuk memperluas
peluang kepemimpinan, termasuk menjadi manfaat sumber daya untuk lebih banyak
orang. Ekspansi semacam itu membuktikan bahwa kewenangan formal bukan
satu-satunya sumber untuk kepemimpinan orang itu. Jika kepemimpinan dapat
diperluas dan mencakup kepentingan guru, orang tua dan juga siswa maka kemungkinan
peningkatan mutu sekolah menjadi lebih besar.
·
Menjadi suatu tanggung
jawab bersama dan bukan menjadi domain dari satu individu saja. Ini melibatkan
kolaborasi dan kerja sama tim. Menjadi semacam kepemimpinan kemudian menjadi
modal sosial, dimana total kapasitas organisasi dan masyarakat ditingkatkan.
·
Memberi peluang lebih
banyak bagi semua pemangku kepentingan sekolah untuk bersuara, menawarkan
sekolah kesempatan terbaik untuk peningkatan mutu pendidikan. Kepemimpinan
terdistribusi memegang perspektif bahwa ada beberapa pemimpin dan bahwa
kegiatan kepemimpinan bisa dibagi serta didistribusikan secara luas dalam
organisasi, tidak hanya dipegang satu orang. Talenta yang dimiliki staf terus dikembangkan
dan dipelihara.
·
Menjadi suatu kekuatan
yang dapat memberikan momentum dan energi bagi organisasi. Ini adalah salah
satu cara untuk meningkatkan pembelajaran bagi semua siswa di semua lini
sekolah. Kepemimpinan ini merupakan sumber yang kuat untuk perubahan di
sekolah-sekolah dan sistem sekolah.
·
Berarti bahwa ruang dan
kesempatan disediakan untuk mendistribusikan hasil belajar di seluruh jejaring.
·
Menunjukkan bentuk
kepemimpinan yang dinamis karena setiap saat beberapa pemimpin mungkin ada
dalam sebuah tim dengan masing-masing orang mengasumsikan peran kepemimpinan yang
saling melengkapi sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Untuk bekerja secara
efektif kemampuan kepemimpinan mereka harus secara konsisten dikembangkan di
seluruh organisasi.
·
Siswa juga diberikan hak
ikut menentukan, dan mendorong siswa untuk memiliki suara dalam pengambilan
keputusan di sekolah.
·
Sifatnya lebih fleksibel,
serbaguna, cair dan bisa dipertukarkan.
·
Tidak terbatas pada
setiap pola tertentu tetapi diatur dalam organisasi dalam rangka untuk menanggapi
masalah tertentu dan masalah saat muncul. Menyiratkan bahwa semua pemimpin
harus menjadi agen perubahan.
·
Mewajibkan pemimpin dalam
posisi formal untuk mengembangkan potensi kepemimpinan dalam diri orang lain
dan menjauh dari hubungan pemimpin-pengikut untuk bisa berfokus pada hubungan
interaktif di semua tingkat organisasi sekolah.
·
Mengindikasikan bahwa
siapa pun dapat menjadi pemimpin yang efektif. Kepemimpinan tidak hanya terbuka
untuk beberapa orang pilihan saja.
·
Mengingatkan semua bahwa
label atau jabatan seperti kepala sekolah tidak membuat seseorang menjadi pemimpin.
Itu hanyalah peran yang ditunjuk. Namun kepemimpinan terdistribusi bukan
artinya kekuasaan si kepala sekolah berkurang. Dengan mendistribusikan
kepemimpinan maka kepala sekolah memiliki kesempatan untuk menjadi agen
perubahan dan pemimpin besar dalam organisasi sekolah.
·
Mendorong budaya di mana
ada tingkat kepercayaan yang tinggi profesional dan hubungan antara staf yang makin
positif.
·
Tidak hanya efektif di lingkungan
sekolah, tetapi juga antara sekolah dan dengan kemitraan luar.
·
Menumbuhkan kepemimpinan para
guru. Guru dibimbing dan didorong untuk berpartisipasi dalam kepemimpinan.
·
Fokus pada peningkatan
kelas praktek dan instruksi. Fokus utama dari semua sekolah adalah menyediakan
lingkungan belajar yang terbaik untuk masing-masing siswa.
·
Menciptakan infrastruktur
yang kuat dan efektif yang memungkinkan guru untuk menjadi guru yang terbaik
yang mereka mungkin dapat.
Cara Praktis agar Kepemimpinan Terdistribusi Dapat
Berfungsi Baik:
·
Memungkinkan pengembangan
ketrampilan kepemimpinan untuk semua staf dan juga bagi para siswa dan anggota
masyarakat.
·
Mendorong staf
untuk berani mengambil risiko. Hal ini membantu untuk mengembangkan budaya
dimana ide-ide baru berkembang tanpa menyalahkan bila ternyata keliru.
·
Dukungan staf
untuk berani menangani isu-isu baru yang muncul dan bukan hanya memenuhi status
quo.
·
Mengembangkan
budaya di mana keahlian dibagi bukan hanya menjadi domain dari satu orang staf.
·
Mengembangkan
budaya di mana para pemangku kepentingan terus mengevaluasi praktek yang
sekarang.
·
Mengembangkan
praktek komunikasi yang efektif di semua tingkat.
Kepemimpinan oleh Kepala
Sekolah
Kepala Sekolah:
Budaya sekolah perlu dipertimbangkan, dan dampaknya
dalam membentuk lingkungan sekolah yang menjadi tempat tumbuhnya budaya sekolah
yang positif dan suportif.
·
Membangun hubungan yang
positif.
·
Berkomunikasi secara
efektif.
·
Mendorong guru untuk ikut
terlibat dalam Kepemimpinan Sekolah.
·
Mendorong siswa untuk
terlibat dalam Kepemimpinan Sekolah.
·
Mendorong anggota
masyarakat untuk terlibat dalam Kepemimpinan Sekolah.
·
Mengembangkan kerja kolaboratif
sesuai tujuan sekolah berdasarkan hasil data yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu.
·
Mendorong berani
mengambil risiko.
·
Membutuhkan kajian pengembangan
staf dan menyusun tempat semua program yang diperlukan untuk memandu
peningkatan dan mendukung pembangunan tim kerja di sekolah sehingga guru bisa bekerja
secara kolaboratif pada masalah sekolah.
·
Melakukan pengumpulan
data yang efektif sehingga semua keputusan sekolah didasarkan pada informasi
yang akurat.
·
Bekerja sama dengan para
pemangku kepentingan untuk menulis rencana peningkatan mutu sekolah yang
menjadi sasaran upaya tim.
·
Memastikan bahwa ada
sumber daya yang cukup di tempat untuk memenuhi tuntutan pembangunan sekolah
baik dari segi keuangan dan sumber daya manusia.
·
Melakukan kajian efektivitas
dan menempatkan sistem di tempat untuk keberlanjutan.
·
Merayakan keberhasilan
dengan semua pemangku kepentingan.
Kepemimpinan Guru
Guru sekaligus juga bisa
menjadi seorang Pemimpin apabila:
§ Mampu memilih bahan atau buku
teks yang sifatnya instruksional
§ Merancang sendiri kurikulum
yang dibutuhkan
§ Ikut memberi suara tentang
anggaran sekolah
§ Mendampingi pemilihan guru-guru
baru
§ Merancang dan memimpin kegiatan
Pengembangan Profesional
§ Membangun kebijakan pengelolaan
perilaku di sekolah
§ Memutuskan kegiatan promosi
sekolah yang penting
§ Menjadi mentor dan pembimbing para
guru baru
§ Membangun ketrampilan dan
pengetahuan
§ Memberikan bimbingan ke rekan
guru
§ Memimpin suatu komite
§ Menjadi petugas penghubung bagi
sekolah/masyarakat
§ Menjadi koordinator untuk suatu
kegiatan
§ Menjadi koordinator untuk suatu
kegiatan bersama dengan para guru lain
§ Mengkoordinasikan pengadaan bahan
bacaan profesional
Belajar menjadi seorang Pemimpin yang Besar:
1.
Tingkatkan keterampilan
interpersonal Anda dan kembangkan hubungan yang positif.
2.
Selalu
berkomunikasi secara efektif dengan orang lain
3.
Mudah didekati
dan membangun kepercayaan satu sama lain
4.
Mengembangkan kemampuan
diri sendiri tetapi juga kemampuan orang lain dan memastikan agar orang lain
punya kesempatan untuk tumbuh.
5.
Berkolaborasi
dan membangun tim yang kuat.
6.
Menyimak
pembicaraan orang lain dan menghargai dia.
7.
Tersenyum saat
bertemu dan menyapa orang lain.
8.
Kembangkan
kekuatan Anda sendiri dengan melihat apa yang sudah Anda lakukan dengan baik
dan berangkat dari situ. Kembangkan satu kekuatan pada suatu periode.
9.
Bekerja di
luar rencana untuk mengatasi setiap kelemahan diri yang telah disadari
10. Belajar dari kesalahan dengan
mengingat bahwa kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran.
11. Tetap terbuka untuk ide-ide baru
dan peka terhadap antusiasme orang lain.
12. Bertanggung jawab. Berani disalahkan
atas kegagalan dan mengakui keberhasilan orang lain.
13. Tetaplah inklusif (terbuka).
Pastikan bahwa Anda memberi kesempatan bagi orang lain untuk tumbuh.
14. Buatlah diri Anda menjadi pemimpin
terbaik dengan terus belajar tentang kepemimpinan lewat buku, menghadiri seminar
dll.
LIGABOLA situs betting Terpercaya di Era Milenial #ligabola #bettingonline #agentogel #togelonline #bandartogel #bandarbola #parlay #mainbola #situsbola
ReplyDeleteg305c4iwdol946 G-Spot Vibrators,Rabbit Vibrators,couples sexy toys,vibrating dildos,horse dildo,Clitoral Vibrators,realistic dildos,male masturbator,dildos y465w8zyldt756
ReplyDelete