KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan bekerja menuju tujuan bersama kelompok dengan penuh kemauan dan antusiasme pribadi. Butuh kemampuan seorang pemimpin untuk bisa mempengaruhi orang lain agar bertindak mengejar prestasi dan tujuan tertentu bersama.

Definisi Kepemimpinan Terdistribusi:
Kepemimpinan terdistribusi adalah kepemimpinan yang didasarkan pada pengambilan keputusan kolaboratif (bersama), pemecahan masalah, negosiasi dan refleksi yang semua diambil dalam kelompok. Konsep ini menunjuk ke satu rangkaian fungsi atau kualitas yang dibagi secara luas kepada para anggota masyarakat sekolah meliputi guru dan profesional lainnya dan anggota masyarakat sekolah baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu Kepemimpinan terdistribusi adalah gaya kepemimpinan yang paling meningkatkan kemampuan sekolah agar dapat menghasilkan peningkatan mutu sekolah yang berkelanjutan.

Kepemimpinan dan Prinsip Pancasila:
Dengan mengacu kepada dasar negara Pancasila, kepemimpinan mempunyai tiga asas utama, yaitu
1.                 Ing Ngarsa Sung Tuladha: kepemimpinan harus mampu menjadikan diri seorang pemimpin sebagai pola panutan (teladan) bagi orang-orang yang dipimpinnya
2.                 Ing Madya Mangun Karsa: kepemimpinan harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa (motivasi) dan berkreasi pada orang-orang yang dipimpinnya
3.                 Tut Wuri Handayani: kepemimpinan harus mampu mendorong orang-orang yang dipimpinnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Asas ketiga ini dijadikan semboyan (motto) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.)



Sekilas mengenai Kepemimpinan di Sekolah
Kepemimpinan Sekolah merupakan komponen penting agar suatu sekolah bisa berfungsi dengan baik. Tanpa Kepemimpinan Sekolah yang kuat mustahil sekolah bisa mencapai pertumbuhan yang sehat. Kepemimpinan Sekolah yang sukses berarti promosi yang berkelanjutan dari bisnis inti yang dijalankan oleh sekolah manapun, yaitu pembelajaran para siswanya. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk mengembangkan, mengkomunikasikan dan membentuk visi yang tepat bagi sekolah tersebut. Visi tersebut juga perlu sesuai dengan kepentingan para pemangku kepentingan sekitar. Kepemimpinan yang kuat mempromosikan keunggulan dan kesetaraan dalam pendidikan. Ini melibatkan upaya memproyeksikan, mempromosikan dan memegang teguh visi sekolah. Hal ini juga melibatkan upaya mendapatkan dan mengalokasikan sumber daya yang ada, mengkomunikasikan kemajuan yang dicapai dan mendukung orang-orang, program, layanan dan kegiatan dilaksanakan untuk mencapai visi sekolah.
Peran Kepemimpinan di sekolah sebenarnya berada di tangan berbagai pihak tidak hanya Kepala Sekolah saja. Guru, orang tua dan tokoh masyarakat sekitar juga memegang peran tersebut. Para pemimpin diharapkan menunjukkan pengetahuan, rasa hormat dan tanggap mereka terhadap budaya, kontribusi dan pengalaman yang merupakan bagian dari sekolah dan masyarakat. Pemimpin sekolah harus terus mengharapkan dan meminta para staf bertanggung jawab untuk menantang semua siswa agar berprestasi lebih tinggi lewat kurikulum yang sesuai dengan budaya setempat dan menunjukkan harapan yang tinggi kepada setiap siswa.
Kepemimpinan Sekolah perlu menunjukkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan dan kemauan untuk mencoba-coba cara baru. Seorang pemimpin yang efektif membuat keputusan berdasarkan pada pencapaian hasil yang paling positif bagi siswa melalui analisis data dari berbagai sumber dan menggunakannya untuk membuat keputusan yang berdasarkan informasi. Seorang pemimpin sekolah yang efektif mengakui perbedaan individu di antara para staf dan siswa dan memberikan mereka kesempatan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan masing-masing. Seorang pemimpin yang efektif mampu menginspirasi, membujuk, dan pengaruh orang lain dengan tindakan dan sikap dirinya sendiri dan mampu mempertahankan fokus tetap pada kemungkinan dan peluang bukan pada hambatan. Hal ini dilakukan dengan cara membiasakan memberikan dukungan ke sekolah dan misinya sebagai bagian dari tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat, dinas, dan individu terkait lainnya lewat sekolah tersebut. Sering sekolah dipimpin oleh kepala sekolah baru tapi ini tidak berarti bahwa sekolah akan bergerak maju dan makin meningkat. Sekolah perlu dilengkapi keterampilan manajemen yang sempurna, plus pengembangan keterampilan kepemimpinan yang efektif memungkinkan individu tumbuh untuk secara substansial meningkatkan pertumbuhan sekolah. Sekolah yang sukses dalam kepemimpinan melibatkan upaya membangun budaya sekolah yang tepat dan memperhatikan bagaimana guru, orang tua dan siswa mendefinisikan dan mengalami makna dengan budaya itu.
Yang tidak kalah pentingnya adalah mempertimbangkan semua aspek sekolah seperti kurikulum, sumber daya, pengembangan guru dan manajemen yang tepat. Tidak satupun dari hal-hal tersebut akan bisa efektif kecuali budaya yang tepat sudah dibangun di sekolah itu dan semua pemangku kepentingan sekolah dapat merasa bahwa mereka memiliki keberadaan yang bermakna di sekolah. Budaya sekolah yang menjadi kerangka yang mempertahankan aktivitas sekolah dibentuk dari visi, nilai-nilai dan keyakinan bersama, yang mengarahkan semua pemangku kepentingan maju ke arah yang sama. Untuk memiliki Budaya Sekolah yang berkembang, kepemimpinan sekolah yang unggul diperlukan.
Kata "unggul" sengaja digunakan disini, mengingat istilah kepemimpinan yang "biasa" atau bahkan yang "baik" tidak lagi cukup! Kepemimpinan yang "unggul" menyiratkan kepemimpinan yang kreatif, kepemimpinan yang siap mendukung, menantang dan tumbuh. Ini adalah kepemimpinan yang akan membawa sekolah terus ke depan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sering muncul mitos lama bahwa seorang individu memang dilahirkan sebagai pemimpin, bahwa kepemimpinan adalah semacam hadiah yang diberikan saat lahir.
Namun para pemimpin sebenarnya tidak dilahirkan. Kepemimpinan bisa dipelajari. Tentu saja beberapa orang memiliki kepercayaan diri yang lebih besar dan kecerdasan tajam daripada yang lain, tetapi kenyataannya adalah bahwa sifat-sifat kepemimpinan dapat dikembangkan. Seorang kepala sekolah yang biasa sebenarnya dapat menjadi pemimpin yang luar biasa ketika ditawarkan ketrampilan dan praktek kepemimpinan. Pemimpin sekolah dengan keterampilan kepemimpinan yang buruk akan menghasilkan hasil yang buruk. Pemimpin sekolah dengan keterampilan kepemimpinan yang unggul akan lebih produktif dan menciptakan tingkat komitmen yang tinggi di sekolah.
Keterampilan Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang sifatnya soliter. Tidak mungkin seseorang dapat mengembangkan keterampilan ini sendirian, dan mengharapkan untuk menghasilkan pemimpin besar. Sebaliknya ada serangkaian keterampilan lain yang perlu dikembangkan secara bersamaan dan melibatkan aspek-aspek lain seperti karakter pribadi, kemampuan pribadi, kemampuan untuk fokus pada hasil, keterampilan interpersonal dan kemampuan untuk memimpin perubahan dalam organisasi. Dengan kata lain kepemimpinan adalah paket total.
Kepemimpinan sekolah yang efektif lebih dari sekedar membantu siswa untuk mencapai hasil akademik yang optimal. Kepemimpinan seperti ini membantu siswa menjadi anggota masyarakat yang peduli, berkomitmen, berkontribusi dan produktif. Sekolah lalu menjadi tempat untuk meng-advokasi tentang isu-isu kesetaraan, keberagaman, keadilan, keterbukaan dan keadilan, bagaimana seseorang membuat keputusan yang bertanggung jawab, peduli tentang orang lain, menjadi anggota masyarakat yang kontribusi terhadap masyarakat luas, mengembangkan keterampilan personal dan interpersonal serta mengembangkan dan mengikuti seperangkat nilai-nilai inti. Siswa belajar dan mengikuti model nilai-nilai inti seperti misalnya rasa hormat, kejujuran, keberanian dan tanggung jawab. Nilai-nilai ini akan mampu menciptakan iklim sekolah yang positif bebas dari pelecehan, kebencian dan kekerasan dan peka terhadap keprihatinan akan keadilan dan keadilan. Mereka menghormati tradisi dan kontribusi dari semua anggota dalam komunitas sekolah.

Teori-teori Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah istilah yang memiliki banyak makna di dalam suatu organisasi, termasuk dalam dunia pendidikan. Meskipun demikian, ada dua hal mendasar yang digunakan untuk memberikan definisi yang tepat mengenai kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan sekumpulan fungsi yang membutuhkan interaksi, dan kepemimpinan membutuhkan pengaruh yang disengaja terhadap perilaku orang lain. Anda tidak akan mungkin memiliki pemimpin tanpa pengikut, namun pada saat yang sama, ada banyak cara untuk melihat bagaimana hubungan ini bisa berhasil dan apa yang bisa membuat hubungan berhasil secara maksimal. Di atas segalanya, kepemimpinan harus dilihat sebagai sebuah proses, bukan semata-mata sebagai hasil.
Tidak ada satu pun gaya kepemimpinan yang “lebih bagus” dibanding yang lain. Sebagian besar pemimpin menciptakan cara kepemimpinanya sendiri dengan jalan mencari elemen yang paling cocok untuk mereka diantara berbagai jenis kemungkinan gaya kepemimpinan yang ada. Mereka mengambil aspek-aspek terbaik dan merangkainya bersama-sama. Apa yang kita maksud dengan kepemimpinan dan apa yang kita harapkan dan seorang pemimpin telah mengalami perubahan secara dramatis sepanjang beberapa dekade belakangan in Kita harus mengakui bahwa untuk menerima suatu teori baru membutuhkan perubahan cara berpikir, sehingga kita bisa maju ke depan. Kita memilih untuk meninggalkan beberapa teori seperti “teori manusia hebat” setelah adanya pemahaman kita yang lebih baik terhadap teori lain yang lebih relevan.
Teori-teori terbaru seputar kepemimpinan memberi penekanan pada kerja tim, jejaring belajar, pemberdayaan dan kebersamaan, namun teori tersebut tidak bisa memberikan satu panduan sederhana yang memberikan jawaban pasti tentang teori mana yang paling bagus. Oleh karena itu, akan sangat berguna apabila kita dapat melihat berbagai teori kepemimpinan yang ada sehingga kita dapat menilai teori mana yang paling cocok bagi masing-masing orang.

TEORI MANUSIA HEBAT: Teori ini juga dikenal sebagai teori perilaku kepemimpinan karena fokus dan teori ini adalah adanya sifat atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang yang membuatnya menjadi pemimpin yang hebat. Ide dasar dan teori ini adalah jika sifat dasar kepemimpinan dapat diukur dan diketahui maka seseorang
dapat diletakkan dalam posisi-posisi kepemimpinan. Untuk melakukannya, maka dilakukan uji kepribadian, fisik, dan mental. Teori ini sangat mendapat tempat pada awal abad dua puluh dan diperkenalkan oleh Thomas Carlyle pada tahun I 920an, namun saat ini teori ini dianggap tidak sesuai lagi disebabkan oleh semakin berkembangnya pengetahuan kita tentang berbagai kemungkinan dalam kepemimpinan.
Dasar dan teori ini adalah bahwa para pemimpin pada hakekatnya memang terlahir dengan anugerah kemampuan memimpin. Seseorang terlahir dengan sifat-sifat tertentu, yang berarti dia akan menjadi pemimpin hebat di masa depan. Teori ini sangat bergantung pada sifat bawaan seseorang dan faktor keberuntungan sejak lahir, dan merupakan kombinasi antara kondisi kepribadian, fisik dan mental seseorang. Teori ini pada hakekatnya adalah tentang sifat bawaan sejak lahir.
Selain itu, teori ini juga sangat berorientasi pada laki-laki. Dan namanya teorinya saja, laki-laki hebat atau “great man” dengan sendirinya tidak memberi tempat bagi perempuan sebagai pihak yag juga mampu menjadi pemimpin. Kepemimpinan ini akan sangat bergantung pada gaya kepemimpinan yang otoriter.
TEORI PERILAKU: Ada banyak teori perilaku yang berbeda-beda, namun secara garis besar, semua teori perilaku teori ini meyakini bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung pada sekumpu Ian perilaku tertentu. Apabila seseorang diajarkan tentang perilaku tersebut, maka dia akan menjadi pemimpin yang hebat. Teori ini lebih dan sekedar “teori manusia hebat”, namun menekankan pada apa yang sesungguhnya dilakukan oleh seorang pemimpin dalam melakukan pekerjaannya dan hubungan antara perilaku terhadap efektifitas kepemimpinan. Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan dapat dipelajari.
TEORI SITUASi: Teori kepemimpinan perilaku nampaknya melupakan satu elemen penting. Diyakini bahwa tak satu pun sifat, perilaku dan gaya kepemimpinan tertentu yang dapat secara otomatis menghasilkan suatu kepemimpinan yang efektif tanpa diletakkan dalam konteks tertentu yang dihadapi oleh seorang pemimpin. Oleh karena itulah, muncul suatu teori baru yang menyatakan bahwa situasi tertentu akan memiliki dampak terhadap kepemimpinan. intinya, bukan hanya gaya kepemimpinan seseorang saja yang akan memberikan dampak terhadap efektifitas pemimpin tersebut, namun lebih kepada kemampuan untuk melakukan penyesuaian gaya kepemimpinan mereka ketika dihadapkan pada kebutuhan khusus dan pengikutnya di waktu tertentu. Oleh karena itu, segalanya juga akan dipengaruhi oleh sampai seberapa besar sebuah situasi akan memberikan seorang pemimpin kekuatan, kontrol dan pengaruh.
TEORI TRANSFORMASI: Teori ini dibangun di atas keyakinan bahwa seorang pemimpin transfomasional memberikan motivasi pada pengikutnya untu k bekerja mencapai tujuan yang pada akhirnya akan memiliki dampak positif terhadap organisasi, bukan pada kepentingan pribadi. Seorang pemimpin transfomasional dapat dilihat sebagai pemimpin yang memberi inspirasi, yang mampu rnenurnbuhkan motivasi pengikutnya.
Kepemimpinan transfomasional dipandang sangat efektif terutarna pada saat organisasi perlu rnenghadapi suatu perubahan signifikan karena kepemimpinan transfomasional ini memiliki kernampuan untuk untuk memberikan motivasi dan inspirasi terhadap orang dan cenderung memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
TEORI STRATEGIS: Teori ini terpusat pada sifat-sifat seseorang yang memiliki tanggung jawab rnenyeluruh terhadap organisasi dan terhadap keadaan praktis dan apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka rnelakukannya. Teori ini adalah tentang sebuah proses. Ada tiga dimensi yang menjadi bahan pertimbangan: waktu, cakupan permasalahan, dan cakupan tindakan. Kepemimpinan strategis dapat diterjernahkan dalam hal apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin strategis.
Pemimpin strategis selalu mengikuti perkembangan jarnan, serta mengetahui tren dan permasalahan yang ada di lingkungan sekolah dan di masyarakat luas serta mengantisipasi dampak yang ditimbulkan terhadap sekolah pada khususnya, serta pendidikan pada urnurnnya. Pemimpin strategis berbagi pengetahuan dalam komunitas sekolah dan mendorong yang lain untuk melakukan hal yang sama.
Pemimpin strategis membangun suatu struktur dan proses yang memungkinkan sekolah menentukan prioritas dan rnenyusun strategi, dengan mempertimbangkan segala kemungkinan serta masa depan yang diharapkan seorang pemimpin strategis memastikan bahwa komunitas sekolah terfokus pada hal-hal yang secara strategis memang penting.
TEORI PUSAT-JANTUNG: Teori ini mengidentifikasi apa yang dianggap penting oleh seorang pemimpin dalam hal kernampuan mereka untuk mempertanyakan proses, menginspirasi visi bersama, membantu orang lain untuk mencapai potensinya serta mendorong hati. Gaya kepemimpinan ini dipandang sebagai sesuatu yang memberikan inspirasi dikarenakan tidak memerlukan penggunaan wewenang, narnun lebih kepada mengalirkan energi pada orang lain untuk mencapai tujuan yang sama. Hal ini rnenghasilkan rnunculnya visi yang sangat kuat, yang rnerubah cara seseorang dalam memandang dunia disekelilingnya.
TEORI SPIRITUAL: Teori ini muncul dan teori pusat-jantung. Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan pada hakekatnya adalah tentang kedalaman pribadi seorang pemimpin. Teori ini adalah tentang bagaimana seorang pemimpin memahami sifat kemanusiaan yang ada pada dirinya. Pemimpin harus memiliki pandangan tentang dunia secara menyeluruh dan penuh kedalaman perenungan. Seorang pemimpin dituntut memiliki “jiwa” kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk membaca pesan-pesan yang tersirat dan mencari tahu maknanya. Dalam hal i, setiap pertanyaan sama pentingnya dengan jawaban.
TEORI ORGANISASI YANG TERUS BELAJAR: Penekanan dan teori ini adalah beralih dan pendekatan perilaku menuju pendekatan yang lebih fasilitatif, dimana seorang pemimpin membangun sebuah tim dan menciptakan suatu jaringan dengan dipandu oleh visi organisasi. Teori kepemimpinan ini bergerak menjauhi mitos tentang kepahlawanan serta orang-orang yang terlahir sebagai pemimpin menuju paham dimana kepemimpinan dilihat sebagai proses membangun tim dan memperkuat komunitas. Pemimpin tidak lagi dipandang sebagai sosok yang kharismatik, namun lebih sebagai disainer, guru dan pelayan. Konsep organisasi belajar menyatakan bahwa dibutuhkan adanya individu yang mampu menjalankan tugas baik di garis depan maupun di belakang (layar), tergantung pada situasi dan waktu. Hal ini bisa dilihat sebagai kondisi kepemimpinan yang tidak mengenal batas. Kepemimpinan dalam organisasi belajar ini bersifat kolaboratif (kerjasama) dan tidak bergantung pada posisi yang telah ditentukan. Segalanya tidak bisa hanya dipaksakan dan atas. Agar organisasi belajar ini menjadi kenyataan, maka diperlukan komitmen dan semua pihak. Hal ini didasari keinginan seluruh pihak di dalam sekolah untuk merubah budaya yang ada, dimulai dan bawah ke atas. Sebuah organisasi belajar dibangun di atas sebuah pondasi berupa visi yang sama. Sebuah organisasi belajar menawarkan kesempatan memperoleh pengetahuan, saling berbagi pengetahuan sekaligus memanfaatkannya, dimana proses tersebut akan memperkuat komunitas yang ada dan meningkatkan praktek kepemimpinan. Ketika kepemimpinan organisasi muncul, maka seorang individu akan mampu memproses ilmu pengetahuan dan memecahkan masalah secara bersama-sama.
TEORI VISIONER: Pemimpin haruslah seseorang yang memiliki visi, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan untuk melihat organisasi yang dipimpinnya dan menentukan arah mana yang ingin dituju. Namun demikian, tugas ini bukanlah tugas yang dikerjakan oleh satu orang saja. Semua pihak yang berkepentingan di dalam komunitas sekolah harus dilibatkan dalam proses merumuskan visi tersebut dan pada akhirnya semua pihak hams bekerja bersamasama untuk mencapai visi tersebut. Kepemimpinan yang berdasar pada visi dilakukan dengan menanyakan tiga pertanyaan sederhana: Di mana kita sekarang berada? Kemana tujuan kita? Bagaimana cara kita untuk mencapai tujuan tersebut?
TEORI ETIKA: Kepemimpinan yang etis adalah kepemimpinan yang mengikuti serangkaian petunjuk yang dianggap adil, setara, dan mewakili kepentingan sernua pihak. Seorang pemimpin yang etis memiliki tanggung jawab sosial terhadap komunitas sekolah dan kepada masyarakat yang lebih luas, dan pada saat yang sama memastikan bahwa hak masing-masing individu dijunjung tinggi. Kepentingan manusia, baik sebagai suatu kesatuan dan sebagai individu senantiasa dihormati. Kepemimpinan berdasar teori ml adalah kepemimpinan yang dijalankan dengan mengacu pada tata cara perilaku yang bisa diterima. Masalah etika akan selalu muncul terkait dengan perilaku yang memiliki dampak terhadap orang lain. Sebelum mampu melakukan hal-hal yang benar, maka pemimpin perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan “hal-hal yang benar” tersebut. Seorang pemimpin yang etis akan menyaring apa yang dianggap benar dan berlaku bagi semua orang dan memastikan bahwa hal inilah yang mendasari tindakannya sepanjang waktu. Seorang pemimpin harus mampu menunjukkan contoh kepemimpinan yang didasarkan pada etika, menunjukkan bahwa dia membuat keputusan berdasarkan aturan etika yang ketat.
TEORI MORAL: Teori ini melihat suatu kepemimpinan sebagai wujud dan kebutuhan, aspirasi, dan nilai bersama, sehingga hubungan yang ada tidak terletak pada hubungan kekuasaan. Keputusan tidak diambil berdasarkan birokratis atau kepemimpinan individu, namun didasarkan pada prinsip moral yang berpusat pada ide, nilai dan komitmen. Kepemimpinan jenis ini memiliki tujuan utama pada kemaslahatan masyarakat secara umum. Fokusnya bukan pada sosok pemimpin sebagai individu namun lebih sebagai bentuk pelayanan terhadap kepentingan yang lebih besar sementara pada saat yang sama tetap menjaga hak dan masing-masing individu.
TEORI PEMIMPIN SEKALIGUS PELAYAN: Teori ini berpusat pada suatu keyakinan bahwa pemimpin harus memenuhi keinginan orang lain sebelum mereka mampu memimpin. Seorang “pemimpin-pelayan” melakukan tugasnya dengan cara memfokuskan pada kebutuhan orang lain dan mendorong pengembangan individu dan semua orang yang bekerja dengannya, memelihara adanya rasa saling memiliki sebagai sebuah komunitas. Pemimpin-pelayan menjunjung tinggi persamaan antara sesama manusia dan oleh karenanya mereka berusaha meningkatkan keseluruhan pengembangan serta pengembangan profesi dan masing-masing individu di dalam organisasi. Pemimpin-pelayan mendorong adanya kerjasama dan membangun iklim saling percaya. Mereka menyadari bahwa din mereka juga merupakan anggota komunitas sekolah dan mereka berada di sana untuk memenuhi kebutuhan orang lain dalam mencapai tujuan sekolah. Seorang pemimpin-pelayan memiliki tujuan untuk memastikan bahwa setiap individu mampu tumbuh sebagai manusia, memastikan bahwa setiap individu bisa tumbuh sesuai dengan potensi yang dimiilikinya. Menjadi seorang pemimpin-pelayan artinya menyadari kualitas sernua pihak dalam komunitas sekolah dan rnenghargai kualitas tersebut. Kepemimpinan gaya pelayan menanyakan pertanyaan, “Apa yang dapat saya lakukan untuk melayani orang lain lewat kepemimpinan saya?” Sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin-pelayan antara lain visi, kejujuran, sifat melayani, integritas, kepercayaan dan pemberdayaan. Kepemimpinan tipe ini menuntut seorang pemimpin untuk melayani demi kepentingan semua orang.
KEPEMIMPINAN DISTRIBUTIF: Pada awal abad 21, muncul bentuk kepemimpinan baru yang memiliki implikasi bahwa kepemimpinan bisa dibagi dan bukan merupakan hak satu orang saja. Para pengikut dengan demikian diperlakukan sebagai tujuan, bukan sebagai sarana untuk menghasilkan sesuatu. Tipe kepemimpinan ini bersandar pada prinsip kemitraan dengan orang lain. Kepemimpinan bukanlah pertunjukan tunggal satu orang saja.
Kepemimpinan distributif merupakan suatu teori proses, bukan teori manusia. Sebagai sebuah proses, kepemimpinan ini membutuhkan persamaan visi dan pembagian tanggung jawab. Kepemimpinan membutuhkan perubahan berpikir menuju pembentukan komunitas yang didasarkan pada hubungan. Ada suatu pergeseran dan mengandalkan kekuatan sistem kepada perasaan memiliki kekuatan, dan juga upaya memberdayakan orang lain. Kepemimpinan tidak spesifik bergantung pada suatu peran tertentu. Membangun sebuah tim dan melakukan pemecahan masalah secara bersama-sama merupakan cara yang efektif dan efisien untuk menumbuhkan suatu komunitas. Oleh karenanya, kepemimpinan dapat tumbuh dengan baik apabila ada keterlibatan kolektif dan pengakuan serta penghargaan terhadap perbedaan.
Kepemimpinan Sekolah yang Efektif
Kepemimpinan yang efektif menjadi titik tertinggi dari kemampuan seseorang untuk menjalankan tugas-tugas kepemimpinan dia. Mencapai tingkat kepemimpinan yang efektif seperti ini tidaklah mudah. Pemimpin perlu menguasai beberapa faktor dan ketrampilan yang mendukung ke arah peningkatan efektivitas kinerja dia sebagai pemimpin. Pemimpin sekolah yang efektif dapat diukur dari peningkatan keseluruhan kualitas pendidikan dan kinerja manajemen di sekolah tesebut, yang nampak dalam berbagai wajah organisasi sekolah. Tambahan pula, peningkatan relasi yang lebih kuat antara anggota dari organisasi sekolah yang juga ikut membentuk pengembangan organisasi ini. Dalam rangka semua ini maka seorang pemimpin perlu berpikir tentang siapa saja yang membentuk komunitas sekolah ini. Penting bagi kita untuk mengembangkan kekuatan kreativitas mereka sampai ke tingkat tiada batas, kalau perlu. Juga penting untuk bersikap konsisten terhadap visi dan misi sekolah. Tingkat efektivitas kepemimpinan dapat dilihat dari beberapa indikator kunci:
1.     Kekuatan si pemimpin dalam hal berkomunikasi.
2.     Kemampuan si pemimpin menerapkan kepemimpinan di seluruh organisasi dan komunitas sekolah.
3.     Kemampuan si pemimpin untuk menjadi model teladan perilaku.
4.     Kemampuan si pemimpin untuk berfokus pada misi dan visi sekolah
5.     Kemampuan si pemimpin untuk berfokus pada kekuatan orang lain, dan tetap menjadi inklusif atau terbuka.
6.     Kemampuan si pemimpin untuk menunjukkan keberanian dalam pengambilan keputusan
7.     Kemampuan si pemimpin dalam setia dan mendorong orang lain untuk setiap di bawah kepemimpinan dia.
8.     Kemampuan si pemimpin untuk bertindak secara profesionalsebagai seorang pendidik dan untuk berbagi pengetahuan.
9.     Kemampuan si pemimpin untuk mendorong orang lain agar tumbuh dan juga mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan
10.                        Kemampuan si pemimpin untuk melanjutkan pertumbuhan dirinya sendiri sebagai seorang profesional juga.

Ketrampilan Penting yang Harus Dimiliki seorang Kepala Sekolah di Indonesia
Keberhasilan suatu sekolah terkait erat dengan kepemimpinan di sekolah itu. Kepala Sekolah adalah pemimpin satuan pendidikan dan mereka seharusnya memiliki sejumlah kompetensi dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, sebagaimana tertuang dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007. Kompetensi tersebut meliputi Kepribadian, Manajemen, Kewirausahaan, Supervisi dan kompetensi sosial. Selain itu Kepala Sekolah harus memiliki "jiwa" yang melibatkan keterampilan mempengaruhi dan mengembangkan orang lain, dan memberdayakan sumber daya yang dimiliki unit sekolah itu. Ketrampilan mempengaruhi orang lain berkaitan dengan bagaimana seorang Kepsek bisa mempengaruhi orang lain untuk bertindak. Ini tidak mudah karena Kepala Sekolah harus lebih dulu membangun kepercayaan. Keyakinan ini dapat dicapai jika Kepala Sekolah tersebut bekerja dengan dasar nilai-nilai pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menampilkan sifat dan kebajikan moral serta integritas diri, tanggung jawab, dan komitmen yang dia bisa tunjukkan dan ditiru orang lain, dalam melaksanakan tugas mereka secara konsisten dan tegas. Hal-hal tersebut harus jelas terlihat dalam diri seorang Kepala Sekolah, sehingga semua orang di sekolah tersebut bersedia memberikan hormat dan memastikan bahwa tugas tersebut akan dilakukan tanpa tekanan, sehingga tujuan bersama dapat dicapai secara efektif dan dan efisien. Keterampilan memobilisir adalah kemampuan untuk mengumpulkan dan mengerahkan sumber daya manusia agar mau bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang sudah dirancang untuk memungkinkan semua fungsi sekolah itu berjalan dengan baik. Kepala Sekolah harus memberikan motivasi yang kuat untuk menciptakan lingkungan kerja yang tenang dan budaya kerja yang tepat. Kepala Sekolah harus mengakui anak buahnya yang berprestasi tinggi dan mengambil tindakan yang konsisten terhadap mereka yang gagal bekerja dengan efektif, dan membuat deskripsi pekerjaan yang efektif serta jelas dengan ukuran pencapaian yang dapat diukur. Pengembangan ketrampilan ini amat penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kepada pengguna dari semua layanan pendidikan melalui pengembangan alat belajar, dan peningkatan kompetensi guru untuk mencapai tujuan tertentu. Ketrampilan Memberdayakan Orang Lain melibatkan bagaimana seorang Kepala Sekolah mengelola semua sumber daya yang dia miliki di sekolah. Ini termasuk sumber daya manusia pendidik dan pendidikan, keuangan dan infrastruktur. Kepala Sekolah harus mampu memanfaatkan potensi sekolah secara efektif dan efisien tanpa mengorbankan kualitas layanan kepada para pelajar.
Sifat-sifat Kepemimpinan Terdistribusi:
·        Bentuknya kepemimpinan kolektif, bukan individual.
·        Memiliki visi yang diartikulasikan dengan jelas, dan diakui serta diterima oleh semua pemangku kepentingan.
·        Lebih menunjukkan kemampuan individu yang memiliki sifat kepemimpinan dan bukan karena suatu peran atau posisi yang diberikan atau ditugaskan ke dia.
·        Sifatnya inklusif (tidak eksklusif atau tidak tertutup) dan memperbarui diri.
·        Lebih tentang keahlian daripada kekuasaan.
·        Melibatkan tim kolaborasi para pemangku kepentingan, yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan.
·        Memecah tugas-tugas organisasi menjadi bagian-bagian lebih kecil untuk dibagikan kepada anggota tim yang paling mampu untuk tugas ini.
·        Mendorong pertanyaan, inovasi dan perbaikan organisasi.
·        Melibatkan anggota tim individu yang bersedia mengambil peran kepemimpinan sejauh diperlukan.
·        Selalu didorong oleh keinginan belajar daripada kepuasan atas hasil.
·        Berbasis bidang yang luas mencakup berbagai tingkat keterlibatan dalam pengambilan keputusan dengan menghubungkan struktur kepemimpinan vertikal dan lateral.
·        Mendorong kolaborasi. Kolaborasi kepemimpinan menuntut masing-masing individu agar mengembangkan keterampilan seperti menangani solusi masalah, negosiasi dan evaluasi.
·        Lebih didasarkan pada hubungan relasi yang kuat ketimbang suatu peran yang ditunjuk atau posisi pekerjaan yang diberikan.
·        Bisa dihubungkan dengan peningkatan kapasitas yang efektif di berbagai bidang.
·        Berpotensi untuk memperluas peluang kepemimpinan, termasuk menjadi manfaat sumber daya untuk lebih banyak orang. Ekspansi semacam itu membuktikan bahwa kewenangan formal bukan satu-satunya sumber untuk kepemimpinan orang itu. Jika kepemimpinan dapat diperluas dan mencakup kepentingan guru, orang tua dan juga siswa maka kemungkinan peningkatan mutu sekolah menjadi lebih besar.
·        Menjadi suatu tanggung jawab bersama dan bukan menjadi domain dari satu individu saja. Ini melibatkan kolaborasi dan kerja sama tim. Menjadi semacam kepemimpinan kemudian menjadi modal sosial, dimana total kapasitas organisasi dan masyarakat ditingkatkan.
·        Memberi peluang lebih banyak bagi semua pemangku kepentingan sekolah untuk bersuara, menawarkan sekolah kesempatan terbaik untuk peningkatan mutu pendidikan. Kepemimpinan terdistribusi memegang perspektif bahwa ada beberapa pemimpin dan bahwa kegiatan kepemimpinan bisa dibagi serta didistribusikan secara luas dalam organisasi, tidak hanya dipegang satu orang. Talenta yang dimiliki staf terus dikembangkan dan dipelihara.
·        Menjadi suatu kekuatan yang dapat memberikan momentum dan energi bagi organisasi. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran bagi semua siswa di semua lini sekolah. Kepemimpinan ini merupakan sumber yang kuat untuk perubahan di sekolah-sekolah dan sistem sekolah.
·        Berarti bahwa ruang dan kesempatan disediakan untuk mendistribusikan hasil belajar di seluruh jejaring.
·        Menunjukkan bentuk kepemimpinan yang dinamis karena setiap saat beberapa pemimpin mungkin ada dalam sebuah tim dengan masing-masing orang mengasumsikan peran kepemimpinan yang saling melengkapi sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Untuk bekerja secara efektif kemampuan kepemimpinan mereka harus secara konsisten dikembangkan di seluruh organisasi.
·        Siswa juga diberikan hak ikut menentukan, dan mendorong siswa untuk memiliki suara dalam pengambilan keputusan di sekolah.
·        Sifatnya lebih fleksibel, serbaguna, cair dan bisa dipertukarkan.
·        Tidak terbatas pada setiap pola tertentu tetapi diatur dalam organisasi dalam rangka untuk menanggapi masalah tertentu dan masalah saat muncul. Menyiratkan bahwa semua pemimpin harus menjadi agen perubahan.
·        Mewajibkan pemimpin dalam posisi formal untuk mengembangkan potensi kepemimpinan dalam diri orang lain dan menjauh dari hubungan pemimpin-pengikut untuk bisa berfokus pada hubungan interaktif di semua tingkat organisasi sekolah.
·        Mengindikasikan bahwa siapa pun dapat menjadi pemimpin yang efektif. Kepemimpinan tidak hanya terbuka untuk beberapa orang pilihan saja.
·        Mengingatkan semua bahwa label atau jabatan seperti kepala sekolah tidak membuat seseorang menjadi pemimpin. Itu hanyalah peran yang ditunjuk. Namun kepemimpinan terdistribusi bukan artinya kekuasaan si kepala sekolah berkurang. Dengan mendistribusikan kepemimpinan maka kepala sekolah memiliki kesempatan untuk menjadi agen perubahan dan pemimpin besar dalam organisasi sekolah.
·        Mendorong budaya di mana ada tingkat kepercayaan yang tinggi profesional dan hubungan antara staf yang makin positif.
·        Tidak hanya efektif di lingkungan sekolah, tetapi juga antara sekolah dan dengan kemitraan luar.
·        Menumbuhkan kepemimpinan para guru. Guru dibimbing dan didorong untuk berpartisipasi dalam kepemimpinan.
·        Fokus pada peningkatan kelas praktek dan instruksi. Fokus utama dari semua sekolah adalah menyediakan lingkungan belajar yang terbaik untuk masing-masing siswa.
·        Menciptakan infrastruktur yang kuat dan efektif yang memungkinkan guru untuk menjadi guru yang terbaik yang mereka mungkin dapat.

Cara Praktis agar Kepemimpinan Terdistribusi Dapat Berfungsi Baik:
·        Memungkinkan pengembangan ketrampilan kepemimpinan untuk semua staf dan juga bagi para siswa dan anggota masyarakat.
·        Mendorong staf untuk berani mengambil risiko. Hal ini membantu untuk mengembangkan budaya dimana ide-ide baru berkembang tanpa menyalahkan bila ternyata keliru.
·        Dukungan staf untuk berani menangani isu-isu baru yang muncul dan bukan hanya memenuhi status quo.
·        Mengembangkan budaya di mana keahlian dibagi bukan hanya menjadi domain dari satu orang staf.
·        Mengembangkan budaya di mana para pemangku kepentingan terus mengevaluasi praktek yang sekarang.
·        Mengembangkan praktek komunikasi yang efektif di semua tingkat.

Kepemimpinan oleh Kepala Sekolah
Kepala Sekolah:
Budaya sekolah perlu dipertimbangkan, dan dampaknya dalam membentuk lingkungan sekolah yang menjadi tempat tumbuhnya budaya sekolah yang positif dan suportif.
·        Membangun hubungan yang positif.
·        Berkomunikasi secara efektif.
·        Mendorong guru untuk ikut terlibat dalam Kepemimpinan Sekolah.
·        Mendorong siswa untuk terlibat dalam Kepemimpinan Sekolah.
·        Mendorong anggota masyarakat untuk terlibat dalam Kepemimpinan Sekolah.
·        Mengembangkan kerja kolaboratif sesuai tujuan sekolah berdasarkan hasil data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.
·        Mendorong berani mengambil risiko.
·        Membutuhkan kajian pengembangan staf dan menyusun tempat semua program yang diperlukan untuk memandu peningkatan dan mendukung pembangunan tim kerja di sekolah sehingga guru bisa bekerja secara kolaboratif pada masalah sekolah.
·        Melakukan pengumpulan data yang efektif sehingga semua keputusan sekolah didasarkan pada informasi yang akurat.
·        Bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk menulis rencana peningkatan mutu sekolah yang menjadi sasaran upaya tim.
·        Memastikan bahwa ada sumber daya yang cukup di tempat untuk memenuhi tuntutan pembangunan sekolah baik dari segi keuangan dan sumber daya manusia.
·        Melakukan kajian efektivitas dan menempatkan sistem di tempat untuk keberlanjutan.
·        Merayakan keberhasilan dengan semua pemangku kepentingan.

Kepemimpinan Guru
Guru sekaligus juga bisa menjadi seorang Pemimpin apabila:
§  Mampu memilih bahan atau buku teks yang sifatnya instruksional
§  Merancang sendiri kurikulum yang dibutuhkan
§  Ikut memberi suara tentang anggaran sekolah
§  Mendampingi pemilihan guru-guru baru
§  Merancang dan memimpin kegiatan Pengembangan Profesional
§  Membangun kebijakan pengelolaan perilaku di sekolah
§  Memutuskan kegiatan promosi sekolah yang penting
§  Menjadi mentor dan pembimbing para guru baru
§  Membangun ketrampilan dan pengetahuan
§  Memberikan bimbingan ke rekan guru
§  Memimpin suatu komite
§  Menjadi petugas penghubung bagi sekolah/masyarakat
§  Menjadi koordinator untuk suatu kegiatan
§  Menjadi koordinator untuk suatu kegiatan bersama dengan para guru lain
§  Mengkoordinasikan pengadaan bahan bacaan profesional

Belajar menjadi seorang Pemimpin yang Besar:
1.        Tingkatkan keterampilan interpersonal Anda dan kembangkan hubungan yang positif.
2.        Selalu berkomunikasi secara efektif dengan orang lain
3.        Mudah didekati dan membangun kepercayaan satu sama lain
4.        Mengembangkan kemampuan diri sendiri tetapi juga kemampuan orang lain dan memastikan agar orang lain punya kesempatan untuk tumbuh.
5.        Berkolaborasi dan membangun tim yang kuat.
6.        Menyimak pembicaraan orang lain dan menghargai dia.
7.        Tersenyum saat bertemu dan menyapa orang lain.
8.        Kembangkan kekuatan Anda sendiri dengan melihat apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan berangkat dari situ. Kembangkan satu kekuatan pada suatu periode.
9.        Bekerja di luar rencana untuk mengatasi setiap kelemahan diri yang telah disadari
10.   Belajar dari kesalahan dengan mengingat bahwa kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran.
11.   Tetap terbuka untuk ide-ide baru dan peka terhadap antusiasme orang lain.
12.   Bertanggung jawab. Berani disalahkan atas kegagalan dan mengakui keberhasilan orang lain.
13.   Tetaplah inklusif (terbuka). Pastikan bahwa Anda memberi kesempatan bagi orang lain untuk tumbuh.
14.   Buatlah diri Anda menjadi pemimpin terbaik dengan terus belajar tentang kepemimpinan lewat buku, menghadiri seminar dll.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KATA BIJAK

100 Kata Mutiara tentang Kepemimpinan

TUGAS MAKALAH KEPEMIMPINAN