Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan



BAB I
PENDAHULUAN


Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kwalitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Guru dan dosen mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sebagaimana yang dimaksud di atas, sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuK mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan sosial. Penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani olahraga kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah warga sekolah menginginkan hasil belajar yang optimal demi tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan berarti tercapainya hasil belajar. Kwalitas belajar yang optimal dan fungsinya merupakan harapan bagi setiap penyelenggara pendidikan karena kegiatan belajar merupakan kegiatan inti dari keseluruhan proses pendidikan apa yang dibawa oleh subyek didik secara internal dalam proses belajar sebagai manusia Bio-psiko social being akan berhubungan dengan kondisi lingkungan yang menyertainya. Gambaran subyek didik dengan seluruh factor yang dimiliki dan kondisi lingkungan tersebut akan mempunyai dampak keberhasilannya mencapai tujuan yang direncanakan. Asumsi yang muncul mengenai eksistensi subyek didik dalam proses belajar tersebut menurut pandangan yang holistic adalah siswa akan memperoleh kepuasan belajar bila seluruh factor yang ada dalam dirinya terutama kekuatan dan arah (motivasi) bisa terorganisir dan terintegrasi serta bersifat potensial untuk diaktualisasikan dan juga keberadaan lingkungan sesuai dengan persyaratan untuk mencapai. kwalitas optimal yang diinginkan.
Pengajaran yang berhubungan langsung dengan perkembangan Aspek kognitif yang terjadi meliputi peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dan bahasa dan pemikiran konseptual. Perkembangan pematangan intelektual sangat bervariasi dan variabilitasnya perlu mendapat perhatian guru saat merencanakan pelajaran. Perkembangan Aspek afektif yang terjadi mencakup proses belajar prilaku yang layak pada budaya tertentu seperti bagaimana cara berinteraksi dangan orang lain. Disebut sosialisasi. Sebagian besar sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan prilaku orang lain. Pihak yang sangat berpengaruh dalam sosialisasi remaja adalah keluarga, sekolah dan Leman sebaya. Dalam hal ini pihak sekolah guru yang mempunyai peran penting untuk mempengaruhi. Dan perkembangan Aspek psikomotor yang terjadi ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa yang dialami siswa adalah pertumbuhan tinggi badan dan berat badan. Siswa mengalami akselerasi kecepatan proses pertumbuhan yang biasanya disebut dengan pertumbuhan cepat. Pertumbuhan penting Iainnya adalah perkembangan ketrampilan motorik. Kinerja motorik siswa mengalami penghalusan, siswa diarahkan untuk mengalami pencapaian dan penghalusan ketrampilan khusus cabang olahraga lompat jauh gaya jongkok. Ketiga asfek tersebut sebagai sasaran peserta didik.
Guru profesional berperan sebagai Komunikator dan fasilitator memiliki peran mempasilitasi siswa untuk belajar secara maksimal dengan menggunakan berbagai strategi/ metode media dan sumber belajar. Dalam proses pembelajaran siswa sebagai titik sentral belajar, siswa yang lebih aktif, mencari dan memecahkan permasalahan belajar dan guru membantu kesulitan siswa yang mendapat hambatan kesulitan dalam memahami dan memecahkan permasalahan.
Bagaimanakah idealnya kedua unsur yang terkait yaitu peserta didik (siswa) dan guru serta berbagai instrumental lainnya kemungkinan akan hambatan dan kesulitan tentu juga akan muncul, oleh karena itu realisasi dari program pengajaran yang internal dalam system pendidikan menuntut kompetensi guru untuk mengimplementasikan seluruh keadaan dengan perannya sebagai motivator.
Dengan berbagai cara dan pendekatan yanga dapat dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, salah satunya adalah dengan pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang pada dasarnya pembelajaran melalui kerja sama secara aktif dengan siswa. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat diperlukan dan sesuai melalui pendekatan Cooperative Learning, sehingga dalam proses pembelajaran siswa terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, selanjutnya dikembangkan dalam tim dan pada akhirnya meluas menjadi antar tim dalam kelas. Dengan proses pembelajaran seperti ini akan lebih banyak ide ide yang datang dari siswa, yang pada akhirnya mempertinggi pemahaman siswa terhadap materi suatu pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang hanya mendengar atau melihat saja.
Dalam menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif akan mengurangi dan menghindarkan siswa yang lemah dalam belajar, sehingga mereka yang merasa kesulitan dalam pembelajaran akan merasa termotivasi oleh siswa yang mampu dan pandai dalam melakukan gerakan. Sementara untuk siswa yang pandai dan terampil akan dihadapkan pada suatu tantangan agar dapat menjelaskan, menerangkan dan memberikan contoh gerakan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru kepada siswa.
Dengan pendekatan kooperatif pembelajaran pendidikan jasmani olaraga dan kesehatan dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok sangat membantu dalam penguasaan siswa. Untuk itu perlu dibantu dengan menggunakan model Jigsaw yang mana pembelajaran dibuat berkelompok dengan prinsip utama adanya pembagian tugas kedalam sub-sub bagian materi agar setiap kelompok dapat mempelajari satu bagian secara mendalam untuk kemudian membagi pemahamannya dengan teman-teman sekelompok. Pada teknik gerakan lompat jauh gaya jongkok kebanyakan siswa kurang benar dalam melakukan gerakan ini. Untuk itu diperlukan pendekatan kooperatif learning sebagai sarana pembelajaran agar siswa mengetahui letak kekurangan dan kesempurnaan gerakan yang dilakukan.
Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu ketrampilan pokok yang harus dikuasai oleh siswa untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan dan kemampuan daya gerak siswa melalui pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan tujuan untuk memperoleh hasil lompatan yang maksimal. Maka perlu diupayakan oleh guru pendidikan jasmani dan olahraga dan kesehatan untuk merancang dengan pendekatan pembelajaran kooperatif dan metode jigsaw dalam upaya penguasaan dan pengayaan gerak lompat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis Karya Tulis ilmiah dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana guru penjasorkes dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok?
2.    Bagaimana guru penjasorkes melakukan melakukan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan Cooperative Learning dengan baik?
3.    Bagaimana guru penjasorkes dapat meningkatkan kemampuan penguasaan gerakan siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan metode jigsaw?

Mengingat luasnya masalah motivasi belajar, maka dalam upaya memperkecil kemungkinan salah tafsir maka penelitian ini penulis batasi saja yakni.
Motivasi siswa dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok dengan melalui Cooperative learning dengan model jigsaw, sehingga tercapai hasil yang diharapkan.




Seperti telah diuraikan di atas, dalam upaya mengarahkan penelitian ini, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Bagaimana meningkatkan motivasi siswa dalam belajar lompat jauh gaya jongkok dengan Cooperative Learning melalui model Jigsaw pada siswa SMP Negeri 268 Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan Cooperative Learning melalui model Jigsaw dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan motivasi pada siswa SMP Negeri 268 Jakarta.

Bertolak pada permasalahan yang ada maka, hipotesis yang akan diuji bahwa dengan melalui Cooperative Learning, maka akan meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok rnelalui model Jigsaw.

Kegunaan penelitian yang dikerjakan dapat diperoleh dari penelitian tindakan kelas adalah :
1.    Bagi siswa menggambarkan wawasan, pengalaman dari ketrampilan gerak lompat jauh gaya jongkok sebagai upaya meningkatkan motivasi hasil belajar, siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dengan suasana baru, sehingga tidak membosankan dalam kegiatan pembelajaran.

2.    Bagi guru untuk sebagai bahan acuan dalam strategi pembelajaran Cooperative Learning melalui model Jigsaw pembelajaran yang efektif, kreatif dan menambah motivasi siswa.
3.    Bagi yang berminat. Hasil penelitian tindakan kelas ini menjadi tambahan informasi guna pemilihan Iebih lanjut bila dipandang perlu.


BAB II
LANDASAN TEORI


1.    Pegertian-pengertian motivasi
a.    Berdasarkan KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia (1955 : 666) mendefinisikan bahwa motivasi adalah :
1)    Dorongan yang timbul dari diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2)    Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
b.    Menurut Asep Priatna Bidang Pengajaran Piskologi : 1987 mendefinisikan bahwa motivasi adalah keadaan dan kesepian dalam diri individu yang mendorong tingkah laku individu untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
c.    Menurut Arden N Frandsend mendevinisikan bahwa motivasi adalah sebagai kondisi internal yang menjadi pendorong, penunjang, pengarah dan penentu kekuatan usaha untuk belajar dan juga sebagai pembatas kepuasan/ketidak puasan konsekuensi belajar.
d.    Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (pengantar umum psikologi ; 1982) mendefinisikan bahwa motivasi berasal dari kata motiv, yang dalam bahasa Inggrisnya Motipale berasal dari kata Motion yang berarti gerakan atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku.

2.    Pengertian-pengertian belajar
a.    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1965) mendefinisikan bahwa belajar adalah : 1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, 2) berlatih 3) berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
b.    Berdasarkan Crow & crow, educational psychology : 1964 mendefinisikan bahwa belajar adalah kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap meliputi cara-cara baru untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.
c.    Menurut Kible mendefinisikan bahwa belajar adalah hasil dari belajar dapat kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, hasil dari belajar dapat diulang dengan hasil yang sama bukan hasil kebetulan.
d.    Menurut Skiner mendefinisikan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetapkan hasil dari pengalamannya.
e.    Menurut Winarno Surahmat mendefinisikan bahwa belajar adalah ditunjukan kepada pengumpulan pengetahuan, penanarnan konsep dan kecakapan serta sikap dan kebiasaan.

Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar maka dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa belajar adalah suatu proses suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagal basil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.


3.    Pengertian-pengertian Lompat Jauh
a.    Menurut Yudha M. Saputra (dasar-dasar keterampilan atletik 2001 : 47) mendefinisikan bahwa lompat jauh adalah keterampilan gerak perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan satu kali tolakan kedepan sejauh mungkin.
b.    Menurut Yusuf Adi Sasmith (olahraga pilihan atletik 113) mendefinisikan bahwa lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik.
c.    Gaya jongkok menurut Yudha M. Saputra (dasar-dasar keterampilan atletik 2001 : 48)
Gaya jongkok adalah salah satu gaya dalam lompat jauh mengapa disebut gaya jongkok karena gerak sikap badan sewaktu berada di udara menyerupai sikap seseorang yang sedang berjongkok.

4.    Pengertian Siswa
Pada petunjuk pelaksanaan kakanwil Depdikbud DKI Jakarta tahun 1994/1995 dinyatakan bahwa untuk menjadi siswa SLTP harus memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut :
a.    Telah menamatkan sekolah dasar 6 tahun.
b.    Usia antara 12 dan setinggi-tingginya 18 tahun
Dengan demikian yang dimaksud penulis dengan siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) adalah siswa yang berusia 12 tahun sampai 18 tahun.


5.    Motivasi belajar
Para peserta didik berbeda dalam memberikan reaksi terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah.
a.    Ada yang menerima pokok bahasan yang diajarkan oleh guru dengan gembira, ada juga yang kesal
b.    Ada peserta didik yang mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan sungguh­-sungguh untuk membuktikan teori-teori yang telah dipelajari demi
prestasi
c.    Ada yang cepat menyelesaikan pekerjaan rumah untuk menyenangkan guru
d.    Ada yang dengan sengaja belum/tidak mengerjakan pekerjaan rumah dengan berbagai alasan
e.    Ada yang mengerjakan pekerjaan rumah takut guru marah
Perbedaan tingkat energi yang para peserta didik tampilkan berbagai alasan tersebut berkaitan dengan konsep motivasi belajar. Motivasi tersebut berkenaan dengan kemungkinan perbedaan prilaku, tipe pribadi yang berkembang dalam proses belajar Berliger dan Gagne (1984) mengungkapkan bahwa motivasi mengarahkan tingkah laku dan menentukan kekuatan dari tingkah laku tersebut. Jadi kekuatan dan arah merupakan pusat pengertian konsep motivasi.
Prilaku seseorang tergantung pada apa yang dimilikinya sebagai sumber belajar keputusannya tergantung pada interaksi kedua factor. Variable dari peserta didik (instrinsik) dapat memimpin kegiatan yang bertujuan misalnya kegiatan untuk berprestasi. Variable lingkungan (ekstrinsik) dapat juga menggerakan kegiatan yang bertujuan misalnya mendapatkan hadiah, pujian atau nilai yang tinggi, sehingga ia menjadi rajin dan tekun. Bisa pula kedua variable tersebut bekerja sama secara terpadu.
Dari pengertian contoh-contoh tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat membantu tercapainya tujuan yang ada pada diri individu peserta didik dan juga alat didik untuk lebih mencapai tujuan-tujuan belajar yang ditetapkan oleh para guru atau orang tua.
Motivasi akan menentukan yang akan menjadi reinforcer (penguat) motivasi juga akan menentukan waktu yang tercapai pada kegiatan-kegiatan yang bervariasi (ukuran efektif tidaknya waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan). Gangguan yang dapat terjadi pada motivasi sebagai salah satu unsur psikologis dalam belajar misalnya gangguan kompetensi belajar yang bersifat efektif motivasional. Motivasi sebenarnya konsep yang mempunyai banyak penafsiran dan serius terkait dengan faktor-faktor psikologis yang lainnya diantaranya minat dan intelgensi
Dari beberapa istilah motivasi yang mempunyai pengertian hampir sama istilah itu adalah drive,motiv,dan needs Drives digunakan untuk dorongan-­dorongan dasar atau kebutuhan dasar seperti makan, minum, perlindungan, seks dan lain-lain. Needs digunakan dalam.pengertian bila dalam individu ada satu kekurangan. Sedangkan motive atau motif digunakan untuk dorongan-dorongan lain termasuk drive dan needs. Motivasi drives merupakan kesatuan yang kompleks dalam diri individu yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan (goal). Goal atau insentive mempunyai pengertian yang sama yaitu suatu yang dituju. Dengan demikian maka, motive adalah keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah laku individu untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

6.    Tujuan Motivasi
a.    Mendorong gairah dan semangat belajar siswa
b.    Meningkatkan moral dan kepuasan belajar siswa
c.    Meningkatkan kedisiplinan siswa dan menurunkan tingkat absensi siswa
d.    Meningkatkan kreativitas dan partisipasi siswa
e.    Mempertinggi rasa tanggung jawab siswa terhadap tugasnya
f.     Menciptakan suasana dan hubungan kerja dengan baik
g.    Meningkatkan rasa kebersamaan dalam pembelajaran

7.    Cara untuk meningkatkan motivasi yang dapat dilakukan di sekolah menurut Kenneth (1998) dapat dilakukan beberapa hal:
a.    Memberi penghargaan bagi siswa berprestasi
b.    Memberikan rangsangan untuk selalu menghargai setiap aktifitas belajar
c.    Menggunakan pendekatan yang merangsang siswa belajar mandiri
d.    Menstimulus siswa untuk menyenangi proses pembelajaran

8.    Cooperative Learning
Dalam Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus bersifat heterogen, yang artinya bahwa setiap kelompok memiliki kemampuan akademis, jenis kelamin dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman, sehingga di harapkan setiap anggota dapat memberikan konstribusi terhadap keberhasilan kelompok.
Pembelajaran kooperatif mengutamakan kepada proses kerja sama dalam kelompok
a.    Menurut Salvin (1955) yang dikutip Wina Sanjaya mengemukakan alasan sebagai berikut:
1)    Bahwa pembelajaran koopertif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri
2)    Dapat memecahkan masalah, mengintegrasikan pangetahuan dengan keterampilan, serata merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir.
b.    Menurut Rachmadiarti (2003) ciri-ciri pembelajaran model Cooperative Learning sebagai berikut:
1)    Siswa bekerja sama dalam satu kelompok untuk menuntaskan materi belajarnya
2)    Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
3)    Bila memungkinkan setiap kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda-beda
4)    Penghargaan diberikan secara berkelompok bukan individu
Pada dasarnya, bahwa model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembalajaran dalam setiap kelompok belajar.

9.    Metode Jigsaw
a.    Metode mengajar
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut syaiful Bachri dan Djamara, metode adalah alat motifasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Teori inilah yang yang menjelaskan bahwa metode alat berupa rangsangan dari luar yang dapat meningkatkan semangat belajar. Maka guna sebelum melaksanakan pembelajaran harus dapat menentukan metode yang dapat di sesuaikan dengan kondisi agar siswa lebih aktif.
b.    Metode Jigsaw
Guru dapat memilih dengan menggunakan metode kerja kelompok antar siswa dengan metode Jigsaw, karena metode ini merupakan metode belajar kelompok yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menjadi ahli dan meresponden serta saling membantu dalam memecahkan masalah yang terjadi.
Menurut Nurhadi (2004) bahwa melalui teknik Jigsaw, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa yang heterogen, bahan akademik diberikan kepada mereka kemudian mereka mempelajari dari bahan tersebut.
c.    Langkah—langkah Jigsaw (para ahli) menurut (aronson, blaney, Stephen, sikes and snapp, 1978)
1)    Siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota tim
2)    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3)    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4)    Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5)    Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota Iainnya mendengarkan dengan sungguh — sungguh
6)    Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7)    Guru memberi evaluasi
8)    Penutup
Dengan metode Jigsaw, siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri 5 sampai 6 orang, kemudian tiap kelompok diberi tugas untuk dipelajari. Kemudian tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari dan memahami materi yang sudah diberikan. Pada metode Jigsaw siswa diberikan kesempatan untuk Iebih maju dalam berpikir, menganalisa setiap kegiatan belajar, artinya siswa Iebih dibandingkan dengan guru pangajar. Dengan langkah-langkah; penjelasan materi kepada siswa, belajar dalam kelompok, penilaian dan pengakuan tim.

Bersumber pada teori-teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas,maka secara operasional kerangka konsep disusun sebagai berikut:
Peningkatan mutu proses belajar mengajar merupakan hal penting dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Belajar bertujuan untuk mendorong siswa agar belajar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Sekolah sebagai untuk menuntut dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan, dimana perkembangan itu akan Iebih maju bila di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas dan sarana yang lengkap. Dalam proses belajar mengajar menuntut kehadiran guru yang benar-benar kompeten pada bidangnya.
Penguasaan materi semata bagi guru bukanlah suatu jaminan segala-­galanya bagi keberhasilan pengajaran, tapi guru harus pandai menyajikan dan memilih metode yang tepat, sehingga peserta didik dapat dengan mudah mencerna materi yang disampaikan oleh gurunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap metode yang disajikan tidak selamanya bagus dan efektif terhadap pencapaian tujuan, tetapi harus memilih metode yang sesuai, agar siswa tidak bosan, antusias, berminat dan termotivasi untuk belajar, sehingga meningkatnya belajar hasil siswa mudah tercapai.
Dalam mempelajari lompat jauh gaya jongkok secara teknis tidaklah mudah karena siswa harus melakukan gerakan awalan Iasi cepat, dengan memusatkan perhatiannya pada saat melakukan tolakan dengan 'tepat kemudian melayang di udara pada saat itu membentuk sikap jongkok di udara (gaya jongkok) melakukan pendaratan dengan baik. Untuk mempelajari gerakan tersebut membutuh waktu, keuletan dan keberanian. Proses belajar mengajar Penulis menggunakan metode jigsaw yang dimaksud adalah metode belajar kelompok yang memberikan kesempatan kepada siswa agar belajar secara bersama-sama dan saling membantu. Pada kegiatan belajar kelompok ini berlangsung, guru selalu memonitor dan mengobservasi berlangsungnya proses belajar kelompok, sehingga jika ada masalah Iangsung dapat teratasi. Metode ini diharapkan sesuai dengan kegiatan olahraga yang memerlukan stamina yang kuat, ketahanan fisik dan kerja sama kelompok. Dengan harapan siswa termotivasi belajar lompat jauh gaya jongkok dapat menghasilkan ketrampilan gerak dan mempertinggi kecakapan dan ketangkasan.



BAB III
METODE PENELITIAN


1.    Tempat
Penelitian dilaksanakan di kelurahan kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur
2.    Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan oktober sampai dengan November 2007

1.    Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswa siswi sekolah menengah pertama negeri 268 Jakarta Timur kelas VII semester pertama
2.    Sample
Dari populasi yang dijadikan sample didalam penelitian siswa kelas VII.3 Sekolah Menengah Pertama negeri 268 Jakarta Timur 1 kelas jumlah 40 siswa sebagai kelompok eksperimen

Penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Ini adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi pemecahan masalah langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw mengacu pada 4 tahap penelitian dari Lewind. Seperti dikutip Hardjodiputro yang dilaksanakan dua siklus untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut :
Description: _Pic3
Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu :
Siklus I (Pertama)
Tahap 1 : Rencana Pembelajaran
Guru merencanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat guru. Pokok bahasan yang akan diajarkan pada hari itu adalah lompat jauh gaya jongkok.
Tahap 2 : Pelaksanaan Pembelajaran
Guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa diusahakan agar termotivasi dan ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, diperlukan kreativitas guru dalam memotivasi siswa belajar
Tahap 3 : Observasi
Kolaboratir mengamati situasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung kemudian mendeskripsikan hal-hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran.


Tahap 4 : Reflrksi
Peneliti merinci kesulitan pada siklus pertama, untuk mengatasi kesulitan­kesulitan yang didapat yang akan diperbaiki pada siklus kedua.

Sikius II (kedua)
Tahap 1 : Rencana pembelajaran
Guru kembali merencanakan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sebagai siklus berikutnya dan berdasarkan temuan kesulitan pada siklus pertama.
Tahap 2 : pelaksanaan pembelajaran
Guru memberikan pengarahan dan bimbingan dengan pokok bahasan lompat jauh gaya jongkok. Guru mengusahakan agar tidak mengulangi kesalahan yang lalu, sehingga menimbulkan kesulitan yang sama. Pada siklus ini diharapkan sebagai sikius terakhir. Oleh sebab itu guru berusaha keras tampil sebaik mungkin sambil memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran.
Tahap 3 : Observasi
Kolaborator tetap mengamati setiap kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa. Guru adalah hanya sebagai fasilitator yang memberikan kesempatan pada siswa seluas-luasnya untuk bertindak kreatif namun dalam batas-batas tertentu. Tahap 4 : Refleksi
Jika masih terdapat masalah-masalah maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Tetapi jika diamati dengan proses belajar mengajar telah dilaksanakan dengan optimal dan tidak ada lagi kendala yang di alami oleh guru dan siswa maka siklus diakhiri sampai siklus kedua saja.


BAB IV
HASIL PENELITIAN


Dalam bab ini disajikan hasil-hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SMP Negeri 268 Jakarta Timur pada bulan Oktober sampai dengan November 2007. dalam penelitan ini peneliti berupaya untuk meningkatkan motivasi siswa belajar lompat jauh gaya jongkok dengan cooperative learning melalui model jigsaw.

Siklus I (pertama)
Sikius I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 November 2007 mulai pukul 07.00 sampai dengan 08.30
Tahap 1 : Rencana pembelajaran
Guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang serasi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat guru dengan pokok bahasan yang akan diajarkan pada hari itu adalah lompat jauh gaya jongkok.
Tahap 2 : Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran diawali dengan siswa dibariskan di lapangan kemudian berdoa dipimpin oleh ketua kelas lalu guru mengabsen semua siswa hadir pada saat itu. Guru menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran saat itu, dengan pimpinan guru, siswa melakukan pemanasan sesuai dengan materi lompat jauh gaya jongkok dengan semangat guru memberikan penjelasan materi dan tujuan pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan saja. Setelah menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa satu persatu untuk mempraktekkan gerakan lompat jauh gaya jongkok.
Tahap 3 : Observasi
Kolaborator mengamati situasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung hasil observasi ditulis berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi di lapangan. Diketahui bahwa siswa kurang berantusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan guru. Siswa memandang remeh gerakan lompat jauh gaya jongkok tidak banyak siswa memahami manfaat gerakan lompat jauh gaya jongkok, banyak juga yang merasa takut melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok, terutama siswa perempuan. Gerakan yang salah dilakukan oleh sebagian siswa ditertawakan oleh siswa yang lain, sehingga sebagian besar dari mereka enggan melakukan lagi gerakan tersebut. Sampai akhir pelajaran, guru tidak dapat berbuat banyak guru hanya sebagai penilai dan bukan sebagai pengarah dan pembimbing hal ini ditandai dengan kebingungan sebagian siswa.
Tahap 4 : Refleksi
Berdasarkan catatan dari laporan observasi bahwa masih banyak hal yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam gerakan lompat jauh gaya jongkok. Untuk mengatasi permasalahan tersebut kemudian guru melakukan siklus berikutnya.

Siklus 2 (kedua)
Siklus kedua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 16 November 2007 pukul 07.00 sampai dengan 08.30 WIB.
Tahap I : Rencana Pembelajaran
Guru kembali merencanakan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sebagai sikius berikutnya dan berdasarkan temuan-temuan pada siklus pertama

Tahap 2 : Pelaksanaan pembelajaran
Guru memberikan pengarahan dan bimbingan dengan pokok bahasan lompat jauh gaya jongkok. Guru mengusahakan agar tidak mengulangi kesalahan yang lalu sehingga menimbulkan kesulitan yang sama. Pada siklus ini diharapkan menjadi siklus yang terakhir. Oleh sebab itu guru berusaha keras tampil sebaik mungkin sambil memotivasi siswa untuk aktif mengikuti pelajaran. Untuk pokok bahasan lompat jauh gaya jongkok guru harus terlebih dahulu menentukan bentuk pelaksanaannya sebagai berikut:
v  Guru membagi siswa menjadi 8 Tim yang masing-masing tim terdiri dari 5 orang
v  Guru memberi tugas pada tiap orang dengan materi yang berbeda dalam satu tim. Tugas tersebut diberikan dari tim 1 sampai dengan tim 8
v  Dari masing-masing tim siswa yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama dikumpulkan dengan membentuk tim baru (kelompok ahli) Untuk mendiskusikan sub babnya.
v  Hasil dari diskusi masing-masing anggota tim menjadi ahli kemudian kembali ke tim asal dengan secara bergantian mengajari teman satu tim dengan sub bab yang dikuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan serius.
v  Guru menugasi kepada tiap tim ahli untuk mempresentasikan gerakan lompat jauh gaya jongkok dengan hasil yang memuaskan.
v  Guru memberikan tes formatif kepada siswa melakukan 3 kali lompat jauh gaya jongkok dengan lompatan yang benar/sah.
v  Pelajaran selesai guru menutup kegiatan belajar mengajar.

Tahap 3 : Observasi
Kolaborator mengamati situasi selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Hasil observasi tetap ditulis berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi di Iapangan. Diketahui bahwa siswa sudah mulai antusias, semangat dan termotivasi untuk mendengarkan materi yang disampaikan guru. Siswa tidak lagi memandang remeh lompat jauh gaya jongkok, banyak siswa yang sudah memahami manfaat gerakan lompat jauh gaya jongkok, banyak juga siswa yang sudah berani melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok, terutama siswa perempuan. Tidak ada kesalahan fatal yang dilakuan oleh siswa. Ketika tim ahli berdiskusi guru ikut memberikan arahan dan bimbingan sehingga siswa tidak merasa bingung dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok.
Tahap 4 : Refleksi
Berdasarkan kesimpulan laporan observasi diketahui bahwa ternyata penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok sehingga peneliti tidak lagi memerlukan siklus selanjutnya untuk memperbaiki siklus terdahulu.











BAB V
KASIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian diambil kesimpulan bahwa metode jigsaw dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar lompat jauh gaya jongkok khususnya di SMP 268 jakarta. Indicator keberhasilan metode ini adalah siswa lebih antusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan guru, siswa memahami gerakan lompat jauh gaya jongkok, siswa perempuan berani melakukan gerakan lompatan jauh gaya jongkok dan termotivasi mengulang gerakan yang salah.
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian tindakan kelas di atas, dapat disarankan agar :
1.    Metode jigsaw dapat digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama.
2.    Guru dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.    Peneliti berikutnya dapat menggunakan metode dan media lain sehingga pembelajaran olahraga dapat mudah di praktekkan siswa Sekolah Menengah Pertama.
4.    Kepala sekolah dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw.


Comments

  1. Mampir sini, modifikasi permainan olahraga
    http://pklo2009.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. LIGABOLA situs betting Terpercaya di Era Milenial #ligabola #bettingonline #agentogel #togelonline #bandartogel #bandarbola #parlay #mainbola #situsbola

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

KATA BIJAK

100 Kata Mutiara tentang Kepemimpinan

TUGAS MAKALAH KEPEMIMPINAN